Kamis, 26 Juni 2014

Kocchi Muite! (Fanfiction) Chapter 1

 


Hei semua, my name is Naura! Kalian suka komik "Hai Miiko!" nggak? Kalau aku, suka banget! (lebay ah...hehehe). Aku sekarang ngoleksi komik-nya. Karena aku seneng sama sosok tokoh yang cantik namun ceroboh ini, aku berinisiatif mau bikin fanfiction-nya. Jadi, aku butuh kalian untuk baca Fanfictionnya! Maaf ya kalau ada kekurangan....yang mau komen atau kritik/saran, silakan! Kutunggu..  (sebenernya aku udh punya satu blog yang isi-nya sama, tapi kurasa agak salah, jadi aku bikin blog baru deh!)

 
Kocchi Muite!
Chap.1 Prologue

Sudah tidak terasa, 3 tahun berlalu, Miiko dan teman-temannya menuntut ilmu di Sekolah Dasar. Namun sekarang sudah berubah...

Miiko dan kawan-kawan sudah tumbuh menjadi remaja, remaja yang memiliki emosi yang hampir tak terkontrol, remaja yang sudah memiliki perasaan, dan remaja yang sudah memiliki sifat yang mulai dewasa. Namun tak banyak yang berubah sejak Miiko dan kawan-kawan masih di kelas 5 SD. Miiko masih menjadi gadis cantik, lucu namun ceroboh dan pemalas yang kita kenal, Mari-chan masih mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang komikus, Yukko masih menjadi sosok gadis keibuan dan masih berkencan dengan Kenta, Kenta masih bersahabat dengan Tappei, dan Tappei masih menjadi laki-laki yang mempunyai sifat agak kasar, namun masih menaruh perasaan pada Miiko. Sekarang, mereka sudah tampil lebih dewasa loh! Miiko dan Mari-chan tampak lebih tinggi. Kalau diukur, tinggi mereka 168 cm. Terang saja, Miiko rajin berolahraga dengan Papa dan Mamoru. Bahkan terkadang, Tappei juga sering mengajak Miiko berolahraga di Hari Minggu. Dan untuk Tappei dan yang lain, tinggi mereka sekitar 170-an.....wahhh, mereka tinggi sekali!
Miiko dan kawan-kawan duduk di bangku kelas 2 SMP. Mereka bersekolah di SMP Hanagasaku, yang terletak tak jauh dari SD lama mereka. Di SMP, Yukko menjadi seorang primadona, namun hal itu tak membuatnya menjadi angkuh. Hehehe...sepertinya Kenta memiliki banyak saingan. Mari-chan juga ikut klub pencinta komik, dan aktif sekali dalam klub itu. Miiko ikut ekskul basket kelompok putri, dan menjadi kapten tim basket putri. Sedangkan Tappei, yah....tak jauh beda dengan Miiko. Tappei menjadi kapten tim basket putra. Jadi setiap mereka latihan basket, mereka selalu bertemu, aduh....kalu dipikir-pikir, so sweet sekali! Anyway...Mamoru kelas 1 SMP, dan masih berkencan dengan Yuka-chan. Nasib Mamoru tak jauh beda dari nasib Kenta, karena Yuka-chan juga termasuk idola di sekolah putri.
Miiko masih satu sekolah dengan Tanimura Miho (Miho), Yoshida Ikuya (Yoshida), Uranai, dan Nomura Yoshiki (Yoshiki). Jadi, kalian tidak perlu khawatir kalau akan kehilangan tokoh-tokoh yang lain. Baiklah, Alkisah kita mulai.....


Di pagi yang cerah....
Burung-burung berkicau dengan merdu. Mentari seakan menyapa ramah dengan sinarnya yang hangat. Awan-awan membentuk relief-relief yang indah dan menenangkan hati. Benar-benar damai pagi itu, tiba-tiba....
"MIIIIKKOOOOO!!!!!" teriak Mama dari dapur. "Aduh, mama apaan sih?!" tanya Miiko, jengkel. "Masa kamu kerjain peer di pagi hari, seharusnya kamu kerjakan dari semalam," nasihat mama. "Iya deh, aku tak tahan. Semalam ada film anime baru, dan kata Mari-chan, anime itu bagus. Jadi semalam aku lupa mengerjakan peer-ku," jelas Miiko sambil memasang wajah tak berdosa-nya itu. GUBBRAAKK....!!!
"Ya sudah, cepat selesaikan peer-mu, nanti kamu akan telat berangkat sekolah!" peringat Mama. "Oke," ujar singkat Miiko.
Dengan secepat kilat (Asiik deh...), Miiko mengerjakan peer-nya, menghabiskan sarapan, dan memakai sepatu hitamnya. "Hei Miiko! Kau yakin peer-mu tak ada yang salah?!" cek Mama. "Iya Mama, aku yakin kok!" dengan percaya diri yang melambung, Miiko berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Oh ya, tak lupa ia harus berpamitan kepada kedua orangtuanya.
"Jemput Mari-chan ah!" gumam Miiko. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjemput sahabatnya. Sesampainya dirumah Mari-chan, dari luar pintu, terdengar suara keributan. Suara itu sangat keras sampai Miiko bisa mendengarnya dari jarak 7 meter. Dalam hati, Miiko sudah tahu ada keributan apa. Belum memencet bel, Mari-chan langsung membukakan pintu. "Eh Miiko!! Ayo kita jalan!" ucap Mari-chan sambil menggandeng dan menarik lengan Miiko. Menjauh dari rumah.

Di jalan..
Miiko         : "Mari-chan, ada keributan apa didalam rumahmu tadi?"
Mari  chan : "Kakakku tak sengaja menumpahkan gelas berisi kopi ke rancangan
                   komikku, dan akhirnya hancur! Bagaimana aku tidak marah coba?!?!
                   terkadang jadi orang sabar itu sangat susah, karena saking aku marah-nya
                   aku langsung mengeluarkan semua amarahku. Begitu ceritanya...."
Miiko        : "..."
Mari-chan : "Kenapa kau terdiam?!"
Miiko        : "Oh, tidak apa-apa kok!" (Aslinya Miiko ketakutan karena dengar
                   Mari-chan mengeluarkan semua emosi-nya.)
Mari-chan : "Oh ya, aku ingin bertanya, apa kamu sudah mengerjakan peer yang diberikan
                   pak guru?"
Miiko        : "Sudah, kalau kamu?"
Mari-chan : "Sudah dong!"
Miiko        : "Baguslah.."
Mari-chan : (Tersenyum sinis) "Jadi Miiko, kemarin 'kan kau berlatih basket bersama
                  Tappei, yaitu latihan sesama 'tim kapten'. Bagaimana rasanya?"
Miiko        : (Kaget terhadap ucapan Mari-chan) "Apa maksudmu, 'bagaimana rasanya'?!
                  Saat latihan kemarin, aku sama sekali tidak fokus!"
Mari-chan : (kebingungan) "Apa maksudmu? Mengapa kau tidak bisa fokus?"
Miiko        : (mukanya memerah) "Di Lapangan basket, ada banyak becekan, saat aku
                  bersiap-siap untuk nge-shoot kearah ring, aku terpeleset becekan itu."
Mari-chan : (Tertawa kecil sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya)
Miiko        : "Akhirnya rok yang kupakai basah kuyup, dan bukannya membantuku, Tappei
                  malah menertawakanku."
Mari-chan : "Hahahahaha..!!!! Pantas saja! Itu 'kan karena kecerobohanmu sendiri,"
Miiko        : "Iihh, Mari-chan! Bukannya belain sahabatnya!" (sambil memukul-mukul
                  Mari-chan).
Mari-chan : "Aduuhhh...iya deh, ampuunn!!"
Miiko        : "Huh.."

Mari-chan : "Trus, apa lagi yang terjadi?"
Miiko        : "Kau tahu apa yang terjadi,"
Mari-chan : (Kebingungan) "Maksudmu?"
Miiko        : "Begini loh...setelah itu, aku pergi les renang. Begitu selesai renang, ternyata
                  kedua sandalku hilang. Ku ikuti orang yang mencuri sandalku. Dan setelah
                  kupergoki orang itu, ternyata itu Tappei!"
Mari-chan : "Lah..kok bisa begitu?"
Miiko        : "Ternyata buku tulis matematika miliknya terbawa olehku, makanya Tappei
                  mengikutiku. Seharusnya dia berbicara baik-baik, malah mencuri sandalku
                  untuk mendapat perhatianku!! Benar-benar mengesalkan dan menjengkelkan!"
Mari-chan : "Ya Ampuunn.." (seraya memegang dahi-nya)
Miiko        : "Dan itulah mengapa aku merasa gusar hari ini," (sambil melipat tangannya)
Mari-chan : "Sudahlah, jangan cemberut melulu..kita sudah sampai disekolah nih,"
Ternyata Mari-chan betul, kedua remaja yang asyik di tengah percakapan ini sudah mencapai sekolah mereka.


@Hanagasaku 
"Hei Tappei, kemarin kau berlatih bersama Yamada 'kan? Bagaimana rasanya?" goda Kenta. Pipi Tappei memerah. "Apa Maksudmu?!?!" ancam Tappei. "Tenang dulu Tappei," tiba-tiba dari belakang, muncul Yukko sedang membawa buku-buku tulis. Tappei dan Kenta kaget setengah mati. "Yukko?!" seru Kenta. Yukko tersenyum. "Sini, kubawakan buku-buku yang berat itu," ucap Kenta sambil tersenyum, dan membantu Yukko. Yukko pun membalas senyuman Kenta. Tappei pura-pura memasang raut muka jijik melihat kekompakkan Yukko dan Kenta. "Ayolah Tappei...jangan pura-pura jijik melihat kita berdua," ujar Kenta. Tappei makin kaget. "Bawel Ahh!!!" seru Tappei. Dan tak lama Tappei berseru, Miiko dan Mari-chan datang.
"Ehh akhirnya si anak culun datang!" goda Tappei. Miiko menjulurkan lidahnya kearah Tappei. "Aku mungkin anak culun, tapi aku bukan 'Si Pencuri Sandal'!" ledek Miiko. Wajah Tappei memerah. "Iya, tapi aku bukan orang yang berenang di becekan!" balas ledekan Tappei. Kenta, Mari-chan, dan Yukko hanya tertawa geli melihat kedua sahabat mereka bertengkar hanya karena hal sepele. "Aku bukan berenang, tapi aku terpeleset!!" seru Miiko, tak mau kalah. "Iya, itu karena kau anak yang kikuk sekali!" balas Tappei. "IIhh!! Tappei jahat!!" seru Miiko, sembari mengejar Tappei. "Dasar pendek!!" ledek Tappei. Tapi tiba-tiba ledekan Tappei membuat Miiko berhenti mengejar dirinya. Ketika Tappei menoleh ke belakang, ternyata Miiko menundukkan kepalanya. Sampai-sampai wajahnya tak kelihatan. Yukko dan Mari-chan sampai kaget melihat Miiko. Tappei mencoba mendekati Miiko dengan perlahan, (takut akan dipukuli oleh Miiko). Tapi, Miiko malah mengacuhkan Tappei. "Aku pendek ya..." gumamnya dengan nada sedih. Tappei memandang Miiko dengan serius. "Ini becandaan apa bukan?!" Tappei mengecek. Tetapi, Miiko hanya terdiam. Tappei merasa kalau ini bukan becandaan. "Pa..pada..hal....aku..su..sudah...berusaha keras untuk meninggikan postur tubuhku," ucap Miiko terbata-bata. Mari-chan dan Yukko tersadar, kalau Miiko ternyata menangis. Begitu juga Kenta dan Tappei. Mereka semua diam seribu bahasa. "Miiko...." gumam pelan Yukko. Bahkan Mari-chan juga tak bisa berbicara apa-apa. "Hiks...hiks...bahkan ter..ka..kadang aku menghabiskan waktuku olahraga renang disaat Liburan, hanya un...untuk..meninggikan badanku." jelas Miiko, dan terlihat air mata mengalir dari Matanya. Dan itu membuat Tappei merasa bersalah. Kenta menyenggol keras bahu Tappei. "Hei Tappei, cepat minta maaf pada Yamada!" bisik Kenta. Tappei mengangguk kecil, lalu melangkah kearah Miiko. Tapi Miiko malah menoleh kearah lain dan menjauh dari Tappei. Gawat! Miiko ngambek niihh!, batin Mari-chan. Yukko dan Kenta menggeleng-geleng.
Miiko akhirnya mengacuhkan keempat sahabatnya, dan berjalan sendirian menuju kelas. "Tappei, Tappei...kau ini bagaimana sih?" ucap Kenta, yang masih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Parah nihh....Tappei, Miiko kan sebenarnya sudah cukup tinggi. Bahkan ia sudah cukup tinggi untuk menjadi pemain basket di Hanagasaku. Dia sudah berusaha keras supaya tinggi badannya bertambah, agar tidak diejek-ejek oleh orang lain. Dia pernah curhat kepadaku, kalau dia ingin menunjukkan kalau dia bisa jadi tinggi, dia ingin menunjukkan itu kepadamu Tappei," jelas Mari-chan. Tappei hanya terdiam. "Sudah, sudah....daripada kita menyalahkan Tappei, bagaimana kalau nanti pulang sekolah, kita mampir ke rumah Miiko?" usul Yukko. Semua mengangguk setuju.