Ini dia Guys....chapter 5, kalau ada yang mau memberi saran atau kritik, silakan! Oke...kita lanjutkan kisahnya.... ^_^
Chapter 5 "Reaksi tak terduga.."
Chap. sebelumnya...
Miiko dan Tappei tertangkap basah saat mereka berpegangan tangan, dan itu tentunya membuat yang lain kaget. Sahabat mereka, yakni Kenta, Yukko dan Mari-chan menanggapi hal ini dengan senang dan pastinya menjadi bahan bercandaan mereka. Mereka langsung melepaskan genggaman tangan mereka dan saling tidak berhadapan.
"Hehehe, sedang apa kalian?" goda Mari-chan. "Kalian sepertinya sedang sibuk sekali berdua, apa kami mengganggu?" kini giliran Kenta yang menggoda. Yukko hanya tersenyum melihat mereka. Tappei dan Miiko hanya salig berpadangan dan kemudian saling mendengus. Tak ada ragu lagi, mereka saling nge-*blush*, dan yang pastinya ini membuat Mari-chan dan Kenta berwajah sinis kembali.
"Ja..jangan ngawur!!! Kita tidak sedang apa-apa! Benarkan Yama..." tapi sebelum Tappei bisa melanjutkan omongannya, Miiko berpaling darinya. Kini punggungnya yang menghadap ke arah Tappei. Sambil melipat tangan, Miiko terdiam, dan tak bicara apa-apa. Dan itu membuat Tappei dan yang lain keheranan.
Miiko pun menoleh kearah Tappei, dengan tampang serius. "Akan kuberitahukan syaratnya, tapi nanti sepulang sekolah, temui aku di lapangan basket!" ujar Miiko, lalu berjalan...meninggalkan Tappei dan yang lainnya. (Ampuunn...Miiko kok gitu sihhh...)
MY POV (OMONGAN PENULIS CERITA)
Adikku : Kak, kok Miiko-nya akhir-akhir ini sering banget ngambek sih?
Animelover : Hehe..kakak emang pengen ceritanya kayak gitu!
Adikku : EEHHH?!?!?!
Animelover : Kan ini karangan kakak, jadi terserah kakak dong!
Adikku : Tapi kenapa kakak buat tokoh Miiko jadi sering ngambek?
Animelover : Hehehehe...karena kakak orangnya kadang suka ngambek..
Adikku : (bertampang jengkel) pantes aja, kakak tampangnya tua..
Animelover : (terdiam..) *Ni anak nanya tapi ngatain, gimana sih?!*
Adikku : Kak?
Animelover : Begini adikku sayang, kakak pengen buat Miiko lebih serius, di fanfic ini, kakak berusaha membuat Miiko yang lebih bersifat dewasa, sejak dulu kan Miiko orangnya lugu dan terlalu polos, nah...kakak ingin merubah itu, wajar kan? Miiko bukan anak SD lagi tapi melainkan anak SMP yang sudah berusia 13 tahun..jadi kakak ingin membuat Miiko dengan sifat yang lebih serius, meskipun sering ngambek ya....
Adikku : Ooohh...
Animelover : (tampang kesel..) kau ini gimana sih...?!?! udah dijelasin panjang lebar cuma ngejawab ooooohhhhh doang!
Adikku : Abis..mau jawab apalagi coba?
Animelover : *Huhh...dasar!* Ya sudah, sebaiknya kakak lanjutkan ceritanya dulu...kasian 'kan para pembaca yang udah nunggu..
Adikku : Oh iya! Pasti pembacanya banyak, kan cerita kakak bagus!
Animelover : (tersenyum manis) trims ya...
Adikku & Animelover :Back to the Story....!!!!!!
Sepulang sekolah....
Seorang gadis berdiri ditengah-tengah lapangan sambil mengecak arloji-nya sesekali, jarum pendek menunjukkan pukul 15.27. "Habis ini, aku harus jemput Momo!" Miiko mengingatkan kepada dirinya sendiri.
Tiba-tiba muncul seorang pemuda yang membawa tas selempangnya dan membawa bola basketnya. "Hei culun! Sudah lama menunggu?" tanya Tappei, sekaligus memanggilnya dengan nama candaan.
"Huuhh...bisakah kau tak memanggilku dengan nama yang lain selain 'Miiko'?!" Miiko masih melipat tangannya dan memandang Tappei dengan alis yang mengkerut. Tappei tertawa kecil. "Oke, oke...'Miiko'! Jangan ngambek lagi dong!" candanya lagi. Miiko mendengus kesal. "Jadi, kenapa kau menyuruhku kesini?" tanya Tappei. Miiko tersenyum sinis. "Ada sesuatu yang ingin kuberitahu!"
Dari belakang mereka....
"Iihh mereka! Hehe...janjian, seperti mau nembak saja!" bisik Mari-chan. "Betul tuh Shimura, kira-kira apa yang sedang mereka lakukan ya?" tanya Kenta, penasaran sekali. Yukko menepuk pundak kedua temannya. "Ssstt...jangan banyak bicara, kita perhatikan saja mereka!" ujar Yukko, sambil menunjuk kearah Tappei dan Miiko.
With Tappei and Miiko....
"Hahhh?!?! Tanding basket?!" saking kagetnya, Tappei hampir mau jatuh ke belakang. Miiko mengangguk dengan mantap. "Kalau skorku lebih tinggi darimu, kau harus mengakui kalau aku tidak pendek, dan..hihihi...kau harus menempelkan pita di rambutmu!" tantang Miiko. "Jangan dilepas sampai pulang sekolah besok!" tantangnya lagi. "Kalau aku kalah, kau boleh memanggilku 'culun' ataupun 'pendek' seumur hidupku! Dan kau boleh menempelkan kertas bertuliskan 'Miiko culun' atau kata apapun yang memalukan di punggungku! Tak akan kulepas seharian!" seru Miiko. Meskipun resikonya berat, tidak ada keraguan dari suara Miiko. Ia begitu percaya diri ketika mengatakannya didepan Tappei, kapten dari tim basket putra. Tapi, itu bukanlah alasan yang membuat Miiko takut atau khawatir, karena dirinya juga seorang kapten tim basket putri.
Tappei menatap Miiko dengan serius. "Yamada....sebulat itukah tekadmu? Aku benar-benar kagum terhadapmu, meskipun diejek banyak orang kau masih berusaha untuk menampilkan sisi positif dari dirimu, hmmmm...terlihat jelas saat kau membela Kaoru saat diejek waktu kelas 5 dulu, kau malah mengumbarkan kekuranganmu agar Kaoru tidak menjadi bahan ejekan dan merelakan dirimu yang diejek, Yamada...kau benar-benar orang yang tulus dan baik hati..." batin Tappei. "Oii! Tappei, gimana? Kau menerima tantanganku apa tidak?" tanya Miiko, yang memecahkan keheningan. Tampa disadari, Tappei menghabiskan waktu 12 menit untuk berpikir. Tappei mengangguk, "kalau kau kalah, jangan menangis ya.." gurauannya masih terdengar. Miiko hanya tersenyum. "Nggak akan," jawabnya lantang. Tappei tersenyum, memberi semangat kepada Miiko.
Dari belakang mereka....
"Ta..tan..tanding bas..basket?!" Mari-chan sampai terbata-bata. "Kukira ini akan jadi seru!" ujar Mari-chan sambil mendengus kesal. Kenta mengangguk. Yukko hanya tersenyum kecil. "Makanya, kita tidak boleh asal menuduh," nasihatnya. "Hei, lihat! Mereka sudah mulai tanding!" ujar Yukko, (tapi berbisik ya...nanti kedengeran Tappei dan Miiko).
With Tappei and Miiko....
"Awas saja kau Tappei! Aku akan mengalahkanmu!" ucap Miiko dalam hati, tangannya memantul-mantulkan bola basket. Kemudian ia berlari kearah ring namun dihalangi oleh Tappei. Tappei berusaha merebut, namun Miiko tak akan membiarkan itu. Kemudian ia mencoba melakukan free throw (menembak bebas), tapi usahanya gagal karena bukannya masuk tapi bola basket itu ditangkap Tappei. "Sial!" batin Miiko.
Tappei mengambil kesempatan ini, ia mencoba mendekati ring di sisi Miiko, tapi dihalangi oleh Miiko. Lalu Tappei melompat dan ingin melakukan slam dunk, tapi malah tubuhnya terpental dekat pagar-pagar lapangan basket...(hahahahaha....)
Miiko yang melihat itu awalnya terkikik geli, tapi ia membantunya. Untung saja Tappei tidak apa-apa.
Dari belakang mereka...
"Hihihi...kasian Tappei, bukannya slam dunk malah nabrak pagar," gurauan Kenta membuat Mari-chan tertawa geli. "Iya, tapi kasihan Tappei, nanti ia kesakitan" ucap Yukko. Tiba-tiba Kenta terdiam. "Kan kalau Tappei kesakitan, urusannya jadi panjang, bukannya senang bermain basket malah jadi kecelakaan.." ujar Yukko. "Kenapa tiba-tiba kau perhatian sekali dengan Tappei?" tanya Kenta, penuh selidik. Wajah Yukko memerah. "Apa maksudmu?" tanya Yukko, dengan wajah yang masih merah. "Kau perhatian sekali dengannya." ucap Kenta, dengan wajah yang agak serius dan agak serem (seperti yang biasanya Yukko lakukan jika keadaannya serius). Mari-chan bergidik ngeri. (kayaknya Kenta cemburu nihh...). Yukko tersenyum, lalu memberi kecupan pada pipi Kenta sebelah kanan, lalu memeluknya. Kini giliran pipi Kenta memerah. Kenta dan Yukko sama-sama nge-*blush*nihh...
"Kenta, dihatiku hanya ada dirimu seorang, tak mungkin aku mendua...jadi percayalah padaku," bisik Yukko, agar Mari-chan tak mendengarnya. Setelah mendengar bisikan Yukko, Kenta nge-*blush* berat!
Mari-chan dari belakang hanya tersenyum-senyum melihat kekompakkan mereka.
With Tappei and Miiko...
Mereka hampir sampai ke final round alias ronde terakhir. (Hehehe...kayak tinju aja..)
Tapi kelihatannya mereka tampak lelah. Napas mereka pun terengah-engah. Skor Miiko seri dengan skor Tappei. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan tie breaker atau pemecah seri.
"Huff..huff..huff.....skor kami sama, tie breakernya-nya bakalan sulit nih...tak kusangka, Yamada yang biasanya ceroboh dan pemalas, bisa rajin juga!" gumam Tappei. (Welehh..Tappei malah ngeledek lagi..). Sama seperti Tappei, Miiko juga kelelahan. Keringat bercucuran dari dahinya. "Huff..huff..yang perlu kita lakukan adalah tie breaker, tanding terakhir! Ayo semangat Miiko!" Miiko menyemangati dirinya.
"Tappei, apa kau tidak apa-apa, apa kita perlu istirahat?" tanya Miiko, sepertinya ia juga khawatir. Tappei menggeleng, "tidak, aku tidak apa-apa. Ayo kita selesaikan ini!" dengan kalimat itu, mereka berdua kembali berdiri dengan tegak, dan saling bertatapan dengan serius. Miiko memerhatikan gerak-gerik lawannya itu. Dan sama halnya dengan Tappei.
Tappei berlari menuju ring di sisi Miiko, dan bersiap untuk menembak, tapi untung saja dihalangi oleh Miiko. Tappei siap-siap melompat, dan saat menembak, sayangnya bola yang ditembak tak masuk kedalam ring, namun tertangkap di tangan Miiko.
Miiko berlari menuju ring musuh, dan bersiap-siap untuk nge-shoot dan kali ini ia berlari dengan lebih waspada karena takut akan terpeleset becekan lagi. Ia ingin berusaha keras supaya dapat membuktikan kalau dirinya bisa menjadi lebih baik.
Miiko dalam posisi nge-shoot, ia berlari ke arah ring di sisi Tappei, dan tentu saja ring itu dihalangi Tappei. Tappei berlari ke arah Miiko, untuk mengambil bola yang dipegangnya. Tapi, ia terpeleset oleh becekan.
Ini adalah kesempatan emas bagi Miiko. Ia langsung menyerang ke daerah lawan, dan meloncat setinggi-tingginya dan menembak! Dan... Berhasil!!! Bola-nya masuk!!
Miiko meloncat kegirangan! Ia tersenyum-senyum lalu menoleh kebelakang, dan melihat Tappei yang basah kuyup karena bajunya terkena genangan air. Ia berhenti meloncat-loncat, berjalan ke arah Tappei dan mengulurkan tangannya. "Sini, kubantu!" ujarnya sembari tersenyum. Dalam sekejap, Tappei nge-blush. "Mengapa kau membantuku, aku akn yang meledekmu," ucapnya. Lagi-lagi Miiko tetap tersenyum. "Karena meskipun kau meledekku, kau tetaplah sahabatku!" ucap Miiko sambil nge-blush. Tappei hanya terdiam dan pipinya bukannya kembali mereda tapi malah makin merah, seakan hatinya sebentar lagi akan meledak. Ia menerima tangan Miiko dan langsung berdiri, membersihkan dirinya. "Hehe..aku menang, berarti besok kau harus memakai pita!" seru Miiko. Tappei yang tadinya tersenyum berubah menjadi geram. "Ke..kenapa aku ha..har..harus memakai pi..pita?!" ucapnya tergagap-gagap. "Karena itu adalah tantangan yang kau setujui tadi!" ucap Miiko dangen mantap. Dengan terpaksa, Tappei merunduk lalu mengangguk kecil, "Ya sudah.." jawabannya jadi lesu deh..
Miiko tertawa kecil, "kau sebenarnya tak perlu memakai pita," ucapnya. Tappei terlonjak kaget. "Kenapa tiba-tiba pikiranmu jadi berubah?" tanya remaja laki-laki itu. "Karena, jika kau memakai pita sesuai dengan tantanganku, itu sama saja aku mempermalukan sahabatku didepan semua orang, bahkan di depan para guru, aku tidak ingin itu terjadi!" jelas Miiko.
Setelah mendengar perkataan Miiko, Tappei terdiam. Ia kemudian teringat masa-masa dimana ia memanggil Miiko 'pendek', atau 'culun' atau 'anak babi' bahkan 'jelek', ternyata selama ini Tappei telah mempermalukan Miiko didepan semua orang. Tanpa berbasa-basi lagi, Tappei meraih tangan Miiko, lalu ia menggenggamnya. Miiko pun nge-blush berat. "Yamada, maafkan aku! Selama ini....aku telah mempermalukanmu didepan semua orang, aku telah meledekmu, seharusnya aku tak begitu," ucap Tappei sambil tertunduk. Miiko hanya terdiam. Lalu...ia memeluk Tappei. Gantian Tappei yang nge-blush. "Aku sudah memaafkanmu," ujarnya singkat. Tappei pun membalas pelukan Miiko. Dan ditengah-tengah momen seperti itulah...... terdengar suara tepuk tangan dari belakang mereka. Ternyata itu adalah Kenta, Yukko dan Mari-chan. Mereka bersiul-siul "suit-suit" sambil mengatakan "cieeee.." dengan panjang, terutama Kenta dan Mari-chan.
Dan pastinya setelah ini, kalian sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
See you in chapter 6............ ^v^
"Hehehe, sedang apa kalian?" goda Mari-chan. "Kalian sepertinya sedang sibuk sekali berdua, apa kami mengganggu?" kini giliran Kenta yang menggoda. Yukko hanya tersenyum melihat mereka. Tappei dan Miiko hanya salig berpadangan dan kemudian saling mendengus. Tak ada ragu lagi, mereka saling nge-*blush*, dan yang pastinya ini membuat Mari-chan dan Kenta berwajah sinis kembali.
"Ja..jangan ngawur!!! Kita tidak sedang apa-apa! Benarkan Yama..." tapi sebelum Tappei bisa melanjutkan omongannya, Miiko berpaling darinya. Kini punggungnya yang menghadap ke arah Tappei. Sambil melipat tangan, Miiko terdiam, dan tak bicara apa-apa. Dan itu membuat Tappei dan yang lain keheranan.
Miiko pun menoleh kearah Tappei, dengan tampang serius. "Akan kuberitahukan syaratnya, tapi nanti sepulang sekolah, temui aku di lapangan basket!" ujar Miiko, lalu berjalan...meninggalkan Tappei dan yang lainnya. (Ampuunn...Miiko kok gitu sihhh...)
MY POV (OMONGAN PENULIS CERITA)
Adikku : Kak, kok Miiko-nya akhir-akhir ini sering banget ngambek sih?
Animelover : Hehe..kakak emang pengen ceritanya kayak gitu!
Adikku : EEHHH?!?!?!
Animelover : Kan ini karangan kakak, jadi terserah kakak dong!
Adikku : Tapi kenapa kakak buat tokoh Miiko jadi sering ngambek?
Animelover : Hehehehe...karena kakak orangnya kadang suka ngambek..
Adikku : (bertampang jengkel) pantes aja, kakak tampangnya tua..
Animelover : (terdiam..) *Ni anak nanya tapi ngatain, gimana sih?!*
Adikku : Kak?
Animelover : Begini adikku sayang, kakak pengen buat Miiko lebih serius, di fanfic ini, kakak berusaha membuat Miiko yang lebih bersifat dewasa, sejak dulu kan Miiko orangnya lugu dan terlalu polos, nah...kakak ingin merubah itu, wajar kan? Miiko bukan anak SD lagi tapi melainkan anak SMP yang sudah berusia 13 tahun..jadi kakak ingin membuat Miiko dengan sifat yang lebih serius, meskipun sering ngambek ya....
Adikku : Ooohh...
Animelover : (tampang kesel..) kau ini gimana sih...?!?! udah dijelasin panjang lebar cuma ngejawab ooooohhhhh doang!
Adikku : Abis..mau jawab apalagi coba?
Animelover : *Huhh...dasar!* Ya sudah, sebaiknya kakak lanjutkan ceritanya dulu...kasian 'kan para pembaca yang udah nunggu..
Adikku : Oh iya! Pasti pembacanya banyak, kan cerita kakak bagus!
Animelover : (tersenyum manis) trims ya...
Adikku & Animelover :Back to the Story....!!!!!!
Sepulang sekolah....
Seorang gadis berdiri ditengah-tengah lapangan sambil mengecak arloji-nya sesekali, jarum pendek menunjukkan pukul 15.27. "Habis ini, aku harus jemput Momo!" Miiko mengingatkan kepada dirinya sendiri.
Tiba-tiba muncul seorang pemuda yang membawa tas selempangnya dan membawa bola basketnya. "Hei culun! Sudah lama menunggu?" tanya Tappei, sekaligus memanggilnya dengan nama candaan.
"Huuhh...bisakah kau tak memanggilku dengan nama yang lain selain 'Miiko'?!" Miiko masih melipat tangannya dan memandang Tappei dengan alis yang mengkerut. Tappei tertawa kecil. "Oke, oke...'Miiko'! Jangan ngambek lagi dong!" candanya lagi. Miiko mendengus kesal. "Jadi, kenapa kau menyuruhku kesini?" tanya Tappei. Miiko tersenyum sinis. "Ada sesuatu yang ingin kuberitahu!"
Dari belakang mereka....
"Iihh mereka! Hehe...janjian, seperti mau nembak saja!" bisik Mari-chan. "Betul tuh Shimura, kira-kira apa yang sedang mereka lakukan ya?" tanya Kenta, penasaran sekali. Yukko menepuk pundak kedua temannya. "Ssstt...jangan banyak bicara, kita perhatikan saja mereka!" ujar Yukko, sambil menunjuk kearah Tappei dan Miiko.
With Tappei and Miiko....
"Hahhh?!?! Tanding basket?!" saking kagetnya, Tappei hampir mau jatuh ke belakang. Miiko mengangguk dengan mantap. "Kalau skorku lebih tinggi darimu, kau harus mengakui kalau aku tidak pendek, dan..hihihi...kau harus menempelkan pita di rambutmu!" tantang Miiko. "Jangan dilepas sampai pulang sekolah besok!" tantangnya lagi. "Kalau aku kalah, kau boleh memanggilku 'culun' ataupun 'pendek' seumur hidupku! Dan kau boleh menempelkan kertas bertuliskan 'Miiko culun' atau kata apapun yang memalukan di punggungku! Tak akan kulepas seharian!" seru Miiko. Meskipun resikonya berat, tidak ada keraguan dari suara Miiko. Ia begitu percaya diri ketika mengatakannya didepan Tappei, kapten dari tim basket putra. Tapi, itu bukanlah alasan yang membuat Miiko takut atau khawatir, karena dirinya juga seorang kapten tim basket putri.
Tappei menatap Miiko dengan serius. "Yamada....sebulat itukah tekadmu? Aku benar-benar kagum terhadapmu, meskipun diejek banyak orang kau masih berusaha untuk menampilkan sisi positif dari dirimu, hmmmm...terlihat jelas saat kau membela Kaoru saat diejek waktu kelas 5 dulu, kau malah mengumbarkan kekuranganmu agar Kaoru tidak menjadi bahan ejekan dan merelakan dirimu yang diejek, Yamada...kau benar-benar orang yang tulus dan baik hati..." batin Tappei. "Oii! Tappei, gimana? Kau menerima tantanganku apa tidak?" tanya Miiko, yang memecahkan keheningan. Tampa disadari, Tappei menghabiskan waktu 12 menit untuk berpikir. Tappei mengangguk, "kalau kau kalah, jangan menangis ya.." gurauannya masih terdengar. Miiko hanya tersenyum. "Nggak akan," jawabnya lantang. Tappei tersenyum, memberi semangat kepada Miiko.
Dari belakang mereka....
"Ta..tan..tanding bas..basket?!" Mari-chan sampai terbata-bata. "Kukira ini akan jadi seru!" ujar Mari-chan sambil mendengus kesal. Kenta mengangguk. Yukko hanya tersenyum kecil. "Makanya, kita tidak boleh asal menuduh," nasihatnya. "Hei, lihat! Mereka sudah mulai tanding!" ujar Yukko, (tapi berbisik ya...nanti kedengeran Tappei dan Miiko).
With Tappei and Miiko....
"Awas saja kau Tappei! Aku akan mengalahkanmu!" ucap Miiko dalam hati, tangannya memantul-mantulkan bola basket. Kemudian ia berlari kearah ring namun dihalangi oleh Tappei. Tappei berusaha merebut, namun Miiko tak akan membiarkan itu. Kemudian ia mencoba melakukan free throw (menembak bebas), tapi usahanya gagal karena bukannya masuk tapi bola basket itu ditangkap Tappei. "Sial!" batin Miiko.
Tappei mengambil kesempatan ini, ia mencoba mendekati ring di sisi Miiko, tapi dihalangi oleh Miiko. Lalu Tappei melompat dan ingin melakukan slam dunk, tapi malah tubuhnya terpental dekat pagar-pagar lapangan basket...(hahahahaha....)
Miiko yang melihat itu awalnya terkikik geli, tapi ia membantunya. Untung saja Tappei tidak apa-apa.
Dari belakang mereka...
"Hihihi...kasian Tappei, bukannya slam dunk malah nabrak pagar," gurauan Kenta membuat Mari-chan tertawa geli. "Iya, tapi kasihan Tappei, nanti ia kesakitan" ucap Yukko. Tiba-tiba Kenta terdiam. "Kan kalau Tappei kesakitan, urusannya jadi panjang, bukannya senang bermain basket malah jadi kecelakaan.." ujar Yukko. "Kenapa tiba-tiba kau perhatian sekali dengan Tappei?" tanya Kenta, penuh selidik. Wajah Yukko memerah. "Apa maksudmu?" tanya Yukko, dengan wajah yang masih merah. "Kau perhatian sekali dengannya." ucap Kenta, dengan wajah yang agak serius dan agak serem (seperti yang biasanya Yukko lakukan jika keadaannya serius). Mari-chan bergidik ngeri. (kayaknya Kenta cemburu nihh...). Yukko tersenyum, lalu memberi kecupan pada pipi Kenta sebelah kanan, lalu memeluknya. Kini giliran pipi Kenta memerah. Kenta dan Yukko sama-sama nge-*blush*nihh...
"Kenta, dihatiku hanya ada dirimu seorang, tak mungkin aku mendua...jadi percayalah padaku," bisik Yukko, agar Mari-chan tak mendengarnya. Setelah mendengar bisikan Yukko, Kenta nge-*blush* berat!
Mari-chan dari belakang hanya tersenyum-senyum melihat kekompakkan mereka.
With Tappei and Miiko...
Mereka hampir sampai ke final round alias ronde terakhir. (Hehehe...kayak tinju aja..)
Tapi kelihatannya mereka tampak lelah. Napas mereka pun terengah-engah. Skor Miiko seri dengan skor Tappei. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan tie breaker atau pemecah seri.
"Huff..huff..huff.....skor kami sama, tie breakernya-nya bakalan sulit nih...tak kusangka, Yamada yang biasanya ceroboh dan pemalas, bisa rajin juga!" gumam Tappei. (Welehh..Tappei malah ngeledek lagi..). Sama seperti Tappei, Miiko juga kelelahan. Keringat bercucuran dari dahinya. "Huff..huff..yang perlu kita lakukan adalah tie breaker, tanding terakhir! Ayo semangat Miiko!" Miiko menyemangati dirinya.
"Tappei, apa kau tidak apa-apa, apa kita perlu istirahat?" tanya Miiko, sepertinya ia juga khawatir. Tappei menggeleng, "tidak, aku tidak apa-apa. Ayo kita selesaikan ini!" dengan kalimat itu, mereka berdua kembali berdiri dengan tegak, dan saling bertatapan dengan serius. Miiko memerhatikan gerak-gerik lawannya itu. Dan sama halnya dengan Tappei.
Tappei berlari menuju ring di sisi Miiko, dan bersiap untuk menembak, tapi untung saja dihalangi oleh Miiko. Tappei siap-siap melompat, dan saat menembak, sayangnya bola yang ditembak tak masuk kedalam ring, namun tertangkap di tangan Miiko.
Miiko berlari menuju ring musuh, dan bersiap-siap untuk nge-shoot dan kali ini ia berlari dengan lebih waspada karena takut akan terpeleset becekan lagi. Ia ingin berusaha keras supaya dapat membuktikan kalau dirinya bisa menjadi lebih baik.
Miiko dalam posisi nge-shoot, ia berlari ke arah ring di sisi Tappei, dan tentu saja ring itu dihalangi Tappei. Tappei berlari ke arah Miiko, untuk mengambil bola yang dipegangnya. Tapi, ia terpeleset oleh becekan.
Ini adalah kesempatan emas bagi Miiko. Ia langsung menyerang ke daerah lawan, dan meloncat setinggi-tingginya dan menembak! Dan... Berhasil!!! Bola-nya masuk!!
Miiko meloncat kegirangan! Ia tersenyum-senyum lalu menoleh kebelakang, dan melihat Tappei yang basah kuyup karena bajunya terkena genangan air. Ia berhenti meloncat-loncat, berjalan ke arah Tappei dan mengulurkan tangannya. "Sini, kubantu!" ujarnya sembari tersenyum. Dalam sekejap, Tappei nge-blush. "Mengapa kau membantuku, aku akn yang meledekmu," ucapnya. Lagi-lagi Miiko tetap tersenyum. "Karena meskipun kau meledekku, kau tetaplah sahabatku!" ucap Miiko sambil nge-blush. Tappei hanya terdiam dan pipinya bukannya kembali mereda tapi malah makin merah, seakan hatinya sebentar lagi akan meledak. Ia menerima tangan Miiko dan langsung berdiri, membersihkan dirinya. "Hehe..aku menang, berarti besok kau harus memakai pita!" seru Miiko. Tappei yang tadinya tersenyum berubah menjadi geram. "Ke..kenapa aku ha..har..harus memakai pi..pita?!" ucapnya tergagap-gagap. "Karena itu adalah tantangan yang kau setujui tadi!" ucap Miiko dangen mantap. Dengan terpaksa, Tappei merunduk lalu mengangguk kecil, "Ya sudah.." jawabannya jadi lesu deh..
Miiko tertawa kecil, "kau sebenarnya tak perlu memakai pita," ucapnya. Tappei terlonjak kaget. "Kenapa tiba-tiba pikiranmu jadi berubah?" tanya remaja laki-laki itu. "Karena, jika kau memakai pita sesuai dengan tantanganku, itu sama saja aku mempermalukan sahabatku didepan semua orang, bahkan di depan para guru, aku tidak ingin itu terjadi!" jelas Miiko.
Setelah mendengar perkataan Miiko, Tappei terdiam. Ia kemudian teringat masa-masa dimana ia memanggil Miiko 'pendek', atau 'culun' atau 'anak babi' bahkan 'jelek', ternyata selama ini Tappei telah mempermalukan Miiko didepan semua orang. Tanpa berbasa-basi lagi, Tappei meraih tangan Miiko, lalu ia menggenggamnya. Miiko pun nge-blush berat. "Yamada, maafkan aku! Selama ini....aku telah mempermalukanmu didepan semua orang, aku telah meledekmu, seharusnya aku tak begitu," ucap Tappei sambil tertunduk. Miiko hanya terdiam. Lalu...ia memeluk Tappei. Gantian Tappei yang nge-blush. "Aku sudah memaafkanmu," ujarnya singkat. Tappei pun membalas pelukan Miiko. Dan ditengah-tengah momen seperti itulah...... terdengar suara tepuk tangan dari belakang mereka. Ternyata itu adalah Kenta, Yukko dan Mari-chan. Mereka bersiul-siul "suit-suit" sambil mengatakan "cieeee.." dengan panjang, terutama Kenta dan Mari-chan.
Dan pastinya setelah ini, kalian sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
See you in chapter 6............ ^v^
Hello , lanjuttin dong pls chapter 6
BalasHapusYap, halo ~
BalasHapusMohon maaf setelah sekian lama, baru bisa jawab sekarang. Ini saya, pemilik blog, Animelover Alma, tapi saya lg tidak bisa login. Tenang saja, saya niat mau re-make fic ini di fanfiction.net
Btw, terima kasih sudah mau membaca yaa ;)