Hai semua, ini chapter 4 Kocchi Muite Fanfiction yang kalian tunggu-tunggu....silakan dibaca!
Sebelum kulanjutkan, ada beberapa hal yang ingin kuberitahukan kepada kalian Miivers. Setelah Tappei mengucapkan permintaan maafnya kepada Miiko, remaja perempuan ini pun memaafkannya, tapi dalam satu syarat. Nah setelah itu, Tappei dan yang lain-lainnya makin bingung dan memaksakan Miiko untuk memberitahu mereka apa syarat tersebut. Setelah itu, mereka berjalan-jalan, sampai akhirnya matahari terbenam dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Okelah...setelah kuberitahu ini, kita berlanjut ke chapter 4 ya..
Chapter 4 "Tertangkap Basah"
Keesokan harinya......
"Ma, aku berangkat ya!" seru Miiko, tangan kanannya masih memegang roti sandwich yang tersisa sedikit. "Miiko!! Kenapa tidak menghabiskan sarapanmu terlebih dahulu?! Kan tidak enak kalau dilihat seperti itu!" seru Mama yang masih memegang spatulanya. "Ma, aku ingin berangkat lebih pagi, aku kan bisa sarapan di jalan!" ujar Miiko, sambil berlari menuju gerbang. Mama hendak ingin mengejarnya tapi Papa memberi isyarat agar tidak. "Sudahlah Rie, biarkan saja.." ujar Papa santai. "Tapi Kousuke..." omongan Mama terputus. "Rie, anak perempuan kita sudah bukan anak kecil lagi, jadi berhentilah memanjakannya.." nasihat Papa. Mama mengangguk kecil. Lalu kembali menaruh spatulanya. Tapi tiba-tiba, Mama menoleh kembali ke arah Papa. "Kousuke, sebenarnya kau-lah yang paling sering memanjakannya," ujar Mama. Papa hanya tersenyum. "Itu 'kan 3 tahun yang lalu....hehehe.." Papa sambil menggaruk-garu kepalanya yang tidak gatal itu. Mama mendengus kesal.
OTW to Hanagasaku...
"Hehe...aku masih belum percaya kalau kemarin Tappei memelukku, itu tidak biasanya terjadi." gumam Miiko. Terlihat pipinya nge-blush. Tampaknya ia masih kaget tentang apa yang terjadi kemarin. Tanpa disadarinya, ia melewati sebuah toko kelontong yang bernama "Lazy Moon", dan terlihat seorang cowok yang sedang berdiri didepan toko itu sambil mengecek isi tasnya. Cowok itu bertampang tak asing. Miiko yang melihat hal itu langsung menghampiri cowok itu karena cowok itu berpakaian seragam yang sama seperti dirinya. Dan ternyata itu Tappei!
"Hah?! Tappei?!?!" Miiko hampir saja menabrak sosok remaja itu. Sama halnya dengan Miiko, Tappei terkaget melihat sahabatnya yang ceroboh itu. "Yamada?! Sedang apa kau disni?!" tanya Tappei, raut mukanya terlihat panik sekaligus nge-blush. "Aku tak sengaja lewat sini, kukira tadi aku melewati jalan pintas, sepertinya tadi aku sedang melamun, hehe..." jelas Miiko sambil memasang muka polosnya. Tappei mendengus dan memasang wajah sinis.
"Kau memang tukan ngelamun!" ejeknya. Dan itu membuat Miiko menoleh secepat kilat, seakan ia akan mengancam Tappei, tapi itu bisa saja terjadi. Miiko mendengus kembali. "Biarkan saja, aku mungkin tukang ngelamun, tapi aku kan bukan orang yang celangak-celinguk di depan toko seperti orang gila, hahaha.." Miiko membalas ejekan. Tappei kini menjadi gusar. Tapi sebelum Tappei bisa membalas ejekannya, seseorang muncul dibelakang mereka.
"Tappei sayang kena...ohh, Miiko-chan! Selamat Pagi! Tak kusangka pagi ini akan bertemu denganmu!" sapa ramah seorang wanita dengan tampang yang manis dan rambutnya dikepang dua dengan sangat indah. "Se..selamat pagi juga Tante Makiko," Miiko membungkukan badannya dan mencium tangan beliau. Itu adalah cara tersopan jika orang muda menyapa yang lebih tua. Mama Tappei tersenyum. "Kebetulan! Tante buat Onigiri dan Sando untuk Tappei, tapi katanya itu terlalu banyak, jadi daripada dibuang, mendingan Tante berikan saja padamu," ujar Mama Tappei sambil memberikan kantong coklat dengan ukuran tak terlalu besar itu. Terasa hangat ketika permukaan kulit tangan Miiko menyentuh kantong tersebut.
"Terima kasih Tante, tapi aku tak pantas untuk mendapatkan ini, lagipula bukannya Tappei membutuhkan ini?" ujar Miiko. Senyuman manis tak pudar dari wajahnya. Mama Tappei tersenyum. "Mustahil kalau kau tak pantas! Kau sahabat Tappei sejak SD, kau selalu membantunya, menjaganya saat Tante dan Om tak ada bersama yang lain, dan selalu mendukungnya seperti 'pacar' sendiri, jadi Tante sudah menganggap kau dan yang lain seperti anak tante sendiri," jelas Mama Tappei.
Kata-kata 'pacar' membuat detakan jantung kedua remaja ini berdebar lebih kencang daripada bunyi gendang yang ada di Timezone. Keduanya nge-blush berat. "Tante.." omongan Miiko terputus. "Sudah...sebaiknya kau dan Tappei berangkat segera, nanti terlambat!" ujar Mama Tappei sambil tersenyum. Miiko mengangguk dan membungkukkan badannya lagi, lalu mencium punggung tangan Mama Tappei. "Terima kasih Tante Makiko, atas makanannya," ucap Miiko. Mama Tappei menjawab, "Sama-sama Miiko-chan"
Tappei menarik lengan Miiko dan segera berjalan menuju Hanagasaku. Tanpa disadari, Tappei memegang telapak tangan Miiko! Secara Langsung!! Hal itu disadari oleh Miiko, dan itu membuat dirinya nge-blush
"Err..ngg..ehhh...Tappei...bisakah.." sebelum Miiko menyelesaikan omongannya Tappei sudah memutuskannya. "Bisakah apa?" tanya Tappei. Miiko memberi isyarat mata kepada Tappei agar melihat kearah tangannya. Ketika ia melihat, pipinya memerah seperti apel yang baru saja matang!
Tak disangka....setelah perjalanan 10 menit, kedua siswa-siswi ini pun sampai di tujuan mereka. Dan tanpa disadari oleh mereka......
"Yukko, menurutmu bagaimana? Apakah kisah cinta ini bagus?" tanya Mari-chan, menunjukkan sebuah cerita cinta karangannya kepada Yukko. "Kami saja belum mengetahui apa ceritamu Shimura," ujar Kenta, terkikik geli. Mari-chan terdiam. "Ceritanya begini loh...ada seorang siswi dan siswa, keduanya sebenarnya saling menyukai namun saling menutupi. Si cewek menutupi dengan cara bersikap polos, dan yang cowok menutupi dengan cara bersikap kasar. Keduanya masih berumur 10 tahun, tapi ketika 3 tahun kemudian, tumbuhlah rasa suka dengan tingkatan yang lebih berbeda. Si cowok ingin sekali dekat dengan si cewek, dan begitupun sebaliknya. Suatu hari, si cowok tak sengaja membuat si cewek menangis dan mempermalukannya didepan seluruh orang, dan itu membuat si cewek menjauhi dirinya. Jadi si cowok memutuskan untuk meminta maaf. Dan saat si cowok menyampaikan maksudnya kepada si cewek, si cowok langsung memeluknya. Dan kemudian keesokan harinya...mulai tumbuh bibit cinta mereka. Mereka mulai kencan dan....seterusnya aku sedang memikirkan," jelas Mari-chan panjang lebar. Kenta dan Yukko melongok kaget kearah Mari-chan. "Nggg...Mari-chan, bukankah itu yang terjadi pada Miiko dan Tappei kemarin?" tanya Yukko yang masih melongok. "Iya, Yukko betul. Dan tentang masa lalu cowok dan cewek ini, masa lalu mereka benar-benar tak berbeda dari masa lalu Tappei dan Yamada," sama seperti Yukko, Kenta masih melongok.
Mari-chan tertawa kecil. "Aku memang mengambil kisah mereka! Dan aku mengarang kisah mereka, di cerita ini, akan kubuat mereka kencan!!" ujar Mari-chan. Ketiganya sepertinya sibuk dalam percakapan mereka
"Hah?! Mana mungkin mereka kencan! Tappei saja tak berani untuk memegang tangan Yamada." ujar Kenta. Yukko mengangguk. "Bukannya aku tak setuju...tapi Miiko masih terlalu polos untuk ini," ujar Yukko. Keduanya sepertinya setuju dengan satu pendapat.
Mari-chan tersenyum. "Iya aku tau, tapi mungkin saja pagi ini mereka berjalan bersama dan mereka berpegangan tangan dan mereka......" omongan Mari-chan terhenti sampai disitu, dan itu membuat Kenta dan Yukko bingung. Mata Mari-chan tidak menatap ke arah keduanya, tapi ke arah dibelakang mereka. Dan matanya tek berkedip sekalipun. "Ehh...Shimura? Ada apa?" tanya Kenta. "Mari-chan ada ap.." Mari-chan memutus omongan mereka dan menyuruh Kenta dan Yukko untuk segera menoleh ke belakang. Ketika mereka menoleh kebelakang......
JEEDDUUUUUEEERRRRRRRRR........!!!!!!!!!
Terlihat seorang remaja perempuan berambut pendek dan remaja laki-laki berambut pirang dan spiky berjalan bersama, dan saling bergandengan tangan.
Yukko, Mari-chan, dan Kenta sampai tidak bisa menutup mulut mereka yang terbuka lebar karena melihat pemandangan itu
pemandangan itu...
pemandangan itu...
pemandangan itu....
pemandangan itu...........
adalah Miiko dan Tappei berjalan bersama sambil berpegangan tangan dan saling bersenda gurau layaknya pasangan yang serasi! Tentunya hal ini membuat yang lain shock. Mari-chan memberi isyarat agar Yukko dan Kenta bersembunyi. Mereka melihat Miiko dan Tappei, seperti mereka baru saja jadian!
"Mereka tertangkap basah..." bisik Mari-chan kepada Kenta dan Yukko. Keduanya mengangguk Kenta memasang muka sinis dan Wajah Yukko tampak memerah. "Dalam hitungan ke-3, kita akan mengangetkan mereka berdua, siap?" Kenta memberitahu. Yukko dan Mari-chan mengangguk. "Satu...Dua....." Kenta berjinjit-jinjit layaknya penari balet, diikuti oleh Mari-chan dan Yukko. "Tiga!!!!" serempak ketiganya! dan itu membuat Miiko dan Tappei kaget. Saking kagetnya....Mereka jatuh kebelakang!!! Hahahahaha......
"Adduuuhh..." batin Miiko. "Kau tak apa-apa?" ujar Tappei, mengulurkan tangannya seakan seorang pangeran yang membantu putrinya untuk berdiri. "Aku baik-baik saja," ujar Miiko, menerima tangan Tappei. Keduanya terlihat sangat romantis dalam posisi itu. Kenta, Yukko dan Mari-chan terkikik geli melihat hal ini.
Ketika Tappei dan Miiko hendak menoleh, ketiga remaja itu pun memasang wajah sinis. "Hehehe...Hei kawan!" sapa sinis Kenta. "Hei sahabatku!" sapa sinis Mari-chan. Yukko hanya tersenyum kepada mereka berdua. "Kalian...berdua...saja....apa ada...sesuatu...yang kami....tidak ketahui..???" serempak Kenta dan Mari-chan. Tappei langsung menyalak. "Memangnya kau kira kami apa?! Jika kalian membuat kami kaget seperti itu lagi, kami akan menjadi sasaran empuk untuk penyakit serangan jantung!!" Sepertinya Tappei menjadi gusar. Miiko juga memasang muka marah.
Yukko tertawa kecil. "Maafkan kami, kami tak sengaja."
Kenta ikut tertawa, diikuti dengan Mari-chan. "Lagian, siapa suruh jalan beduaan sambil gandengan, ntar kalian dikiraan pacaran loh!" goda Mari-chan. "Kami tak berpegangan tangan kok!!!!" serempak Tappei dan Miiko. Yukko, Kenta dan Mari-chan tertawa geli. "Benarkah? Kalian sedang berpegangan tangan sekarang!" seru Mari-chan sambil menunjuk kearah sepasang tangan yang saling bergandengan. Tak salah lagi....Tappei dan Miiko nge-blush sangat parah sampai mereka saling tak berhadapan dan melepaskan genggaman mereka! Mereka tertangkap basah....
To be continued.....................
Chapter 4 "Tertangkap Basah"
Keesokan harinya......
"Ma, aku berangkat ya!" seru Miiko, tangan kanannya masih memegang roti sandwich yang tersisa sedikit. "Miiko!! Kenapa tidak menghabiskan sarapanmu terlebih dahulu?! Kan tidak enak kalau dilihat seperti itu!" seru Mama yang masih memegang spatulanya. "Ma, aku ingin berangkat lebih pagi, aku kan bisa sarapan di jalan!" ujar Miiko, sambil berlari menuju gerbang. Mama hendak ingin mengejarnya tapi Papa memberi isyarat agar tidak. "Sudahlah Rie, biarkan saja.." ujar Papa santai. "Tapi Kousuke..." omongan Mama terputus. "Rie, anak perempuan kita sudah bukan anak kecil lagi, jadi berhentilah memanjakannya.." nasihat Papa. Mama mengangguk kecil. Lalu kembali menaruh spatulanya. Tapi tiba-tiba, Mama menoleh kembali ke arah Papa. "Kousuke, sebenarnya kau-lah yang paling sering memanjakannya," ujar Mama. Papa hanya tersenyum. "Itu 'kan 3 tahun yang lalu....hehehe.." Papa sambil menggaruk-garu kepalanya yang tidak gatal itu. Mama mendengus kesal.
OTW to Hanagasaku...
"Hehe...aku masih belum percaya kalau kemarin Tappei memelukku, itu tidak biasanya terjadi." gumam Miiko. Terlihat pipinya nge-blush. Tampaknya ia masih kaget tentang apa yang terjadi kemarin. Tanpa disadarinya, ia melewati sebuah toko kelontong yang bernama "Lazy Moon", dan terlihat seorang cowok yang sedang berdiri didepan toko itu sambil mengecek isi tasnya. Cowok itu bertampang tak asing. Miiko yang melihat hal itu langsung menghampiri cowok itu karena cowok itu berpakaian seragam yang sama seperti dirinya. Dan ternyata itu Tappei!
"Hah?! Tappei?!?!" Miiko hampir saja menabrak sosok remaja itu. Sama halnya dengan Miiko, Tappei terkaget melihat sahabatnya yang ceroboh itu. "Yamada?! Sedang apa kau disni?!" tanya Tappei, raut mukanya terlihat panik sekaligus nge-blush. "Aku tak sengaja lewat sini, kukira tadi aku melewati jalan pintas, sepertinya tadi aku sedang melamun, hehe..." jelas Miiko sambil memasang muka polosnya. Tappei mendengus dan memasang wajah sinis.
"Kau memang tukan ngelamun!" ejeknya. Dan itu membuat Miiko menoleh secepat kilat, seakan ia akan mengancam Tappei, tapi itu bisa saja terjadi. Miiko mendengus kembali. "Biarkan saja, aku mungkin tukang ngelamun, tapi aku kan bukan orang yang celangak-celinguk di depan toko seperti orang gila, hahaha.." Miiko membalas ejekan. Tappei kini menjadi gusar. Tapi sebelum Tappei bisa membalas ejekannya, seseorang muncul dibelakang mereka.
"Tappei sayang kena...ohh, Miiko-chan! Selamat Pagi! Tak kusangka pagi ini akan bertemu denganmu!" sapa ramah seorang wanita dengan tampang yang manis dan rambutnya dikepang dua dengan sangat indah. "Se..selamat pagi juga Tante Makiko," Miiko membungkukan badannya dan mencium tangan beliau. Itu adalah cara tersopan jika orang muda menyapa yang lebih tua. Mama Tappei tersenyum. "Kebetulan! Tante buat Onigiri dan Sando untuk Tappei, tapi katanya itu terlalu banyak, jadi daripada dibuang, mendingan Tante berikan saja padamu," ujar Mama Tappei sambil memberikan kantong coklat dengan ukuran tak terlalu besar itu. Terasa hangat ketika permukaan kulit tangan Miiko menyentuh kantong tersebut.
"Terima kasih Tante, tapi aku tak pantas untuk mendapatkan ini, lagipula bukannya Tappei membutuhkan ini?" ujar Miiko. Senyuman manis tak pudar dari wajahnya. Mama Tappei tersenyum. "Mustahil kalau kau tak pantas! Kau sahabat Tappei sejak SD, kau selalu membantunya, menjaganya saat Tante dan Om tak ada bersama yang lain, dan selalu mendukungnya seperti 'pacar' sendiri, jadi Tante sudah menganggap kau dan yang lain seperti anak tante sendiri," jelas Mama Tappei.
Kata-kata 'pacar' membuat detakan jantung kedua remaja ini berdebar lebih kencang daripada bunyi gendang yang ada di Timezone. Keduanya nge-blush berat. "Tante.." omongan Miiko terputus. "Sudah...sebaiknya kau dan Tappei berangkat segera, nanti terlambat!" ujar Mama Tappei sambil tersenyum. Miiko mengangguk dan membungkukkan badannya lagi, lalu mencium punggung tangan Mama Tappei. "Terima kasih Tante Makiko, atas makanannya," ucap Miiko. Mama Tappei menjawab, "Sama-sama Miiko-chan"
Tappei menarik lengan Miiko dan segera berjalan menuju Hanagasaku. Tanpa disadari, Tappei memegang telapak tangan Miiko! Secara Langsung!! Hal itu disadari oleh Miiko, dan itu membuat dirinya nge-blush
"Err..ngg..ehhh...Tappei...bisakah.." sebelum Miiko menyelesaikan omongannya Tappei sudah memutuskannya. "Bisakah apa?" tanya Tappei. Miiko memberi isyarat mata kepada Tappei agar melihat kearah tangannya. Ketika ia melihat, pipinya memerah seperti apel yang baru saja matang!
Tak disangka....setelah perjalanan 10 menit, kedua siswa-siswi ini pun sampai di tujuan mereka. Dan tanpa disadari oleh mereka......
"Yukko, menurutmu bagaimana? Apakah kisah cinta ini bagus?" tanya Mari-chan, menunjukkan sebuah cerita cinta karangannya kepada Yukko. "Kami saja belum mengetahui apa ceritamu Shimura," ujar Kenta, terkikik geli. Mari-chan terdiam. "Ceritanya begini loh...ada seorang siswi dan siswa, keduanya sebenarnya saling menyukai namun saling menutupi. Si cewek menutupi dengan cara bersikap polos, dan yang cowok menutupi dengan cara bersikap kasar. Keduanya masih berumur 10 tahun, tapi ketika 3 tahun kemudian, tumbuhlah rasa suka dengan tingkatan yang lebih berbeda. Si cowok ingin sekali dekat dengan si cewek, dan begitupun sebaliknya. Suatu hari, si cowok tak sengaja membuat si cewek menangis dan mempermalukannya didepan seluruh orang, dan itu membuat si cewek menjauhi dirinya. Jadi si cowok memutuskan untuk meminta maaf. Dan saat si cowok menyampaikan maksudnya kepada si cewek, si cowok langsung memeluknya. Dan kemudian keesokan harinya...mulai tumbuh bibit cinta mereka. Mereka mulai kencan dan....seterusnya aku sedang memikirkan," jelas Mari-chan panjang lebar. Kenta dan Yukko melongok kaget kearah Mari-chan. "Nggg...Mari-chan, bukankah itu yang terjadi pada Miiko dan Tappei kemarin?" tanya Yukko yang masih melongok. "Iya, Yukko betul. Dan tentang masa lalu cowok dan cewek ini, masa lalu mereka benar-benar tak berbeda dari masa lalu Tappei dan Yamada," sama seperti Yukko, Kenta masih melongok.
Mari-chan tertawa kecil. "Aku memang mengambil kisah mereka! Dan aku mengarang kisah mereka, di cerita ini, akan kubuat mereka kencan!!" ujar Mari-chan. Ketiganya sepertinya sibuk dalam percakapan mereka
"Hah?! Mana mungkin mereka kencan! Tappei saja tak berani untuk memegang tangan Yamada." ujar Kenta. Yukko mengangguk. "Bukannya aku tak setuju...tapi Miiko masih terlalu polos untuk ini," ujar Yukko. Keduanya sepertinya setuju dengan satu pendapat.
Mari-chan tersenyum. "Iya aku tau, tapi mungkin saja pagi ini mereka berjalan bersama dan mereka berpegangan tangan dan mereka......" omongan Mari-chan terhenti sampai disitu, dan itu membuat Kenta dan Yukko bingung. Mata Mari-chan tidak menatap ke arah keduanya, tapi ke arah dibelakang mereka. Dan matanya tek berkedip sekalipun. "Ehh...Shimura? Ada apa?" tanya Kenta. "Mari-chan ada ap.." Mari-chan memutus omongan mereka dan menyuruh Kenta dan Yukko untuk segera menoleh ke belakang. Ketika mereka menoleh kebelakang......
JEEDDUUUUUEEERRRRRRRRR........!!!!!!!!!
Terlihat seorang remaja perempuan berambut pendek dan remaja laki-laki berambut pirang dan spiky berjalan bersama, dan saling bergandengan tangan.
Yukko, Mari-chan, dan Kenta sampai tidak bisa menutup mulut mereka yang terbuka lebar karena melihat pemandangan itu
pemandangan itu...
pemandangan itu...
pemandangan itu....
pemandangan itu...........
adalah Miiko dan Tappei berjalan bersama sambil berpegangan tangan dan saling bersenda gurau layaknya pasangan yang serasi! Tentunya hal ini membuat yang lain shock. Mari-chan memberi isyarat agar Yukko dan Kenta bersembunyi. Mereka melihat Miiko dan Tappei, seperti mereka baru saja jadian!
"Mereka tertangkap basah..." bisik Mari-chan kepada Kenta dan Yukko. Keduanya mengangguk Kenta memasang muka sinis dan Wajah Yukko tampak memerah. "Dalam hitungan ke-3, kita akan mengangetkan mereka berdua, siap?" Kenta memberitahu. Yukko dan Mari-chan mengangguk. "Satu...Dua....." Kenta berjinjit-jinjit layaknya penari balet, diikuti oleh Mari-chan dan Yukko. "Tiga!!!!" serempak ketiganya! dan itu membuat Miiko dan Tappei kaget. Saking kagetnya....Mereka jatuh kebelakang!!! Hahahahaha......
"Adduuuhh..." batin Miiko. "Kau tak apa-apa?" ujar Tappei, mengulurkan tangannya seakan seorang pangeran yang membantu putrinya untuk berdiri. "Aku baik-baik saja," ujar Miiko, menerima tangan Tappei. Keduanya terlihat sangat romantis dalam posisi itu. Kenta, Yukko dan Mari-chan terkikik geli melihat hal ini.
Ketika Tappei dan Miiko hendak menoleh, ketiga remaja itu pun memasang wajah sinis. "Hehehe...Hei kawan!" sapa sinis Kenta. "Hei sahabatku!" sapa sinis Mari-chan. Yukko hanya tersenyum kepada mereka berdua. "Kalian...berdua...saja....apa ada...sesuatu...yang kami....tidak ketahui..???" serempak Kenta dan Mari-chan. Tappei langsung menyalak. "Memangnya kau kira kami apa?! Jika kalian membuat kami kaget seperti itu lagi, kami akan menjadi sasaran empuk untuk penyakit serangan jantung!!" Sepertinya Tappei menjadi gusar. Miiko juga memasang muka marah.
Yukko tertawa kecil. "Maafkan kami, kami tak sengaja."
Kenta ikut tertawa, diikuti dengan Mari-chan. "Lagian, siapa suruh jalan beduaan sambil gandengan, ntar kalian dikiraan pacaran loh!" goda Mari-chan. "Kami tak berpegangan tangan kok!!!!" serempak Tappei dan Miiko. Yukko, Kenta dan Mari-chan tertawa geli. "Benarkah? Kalian sedang berpegangan tangan sekarang!" seru Mari-chan sambil menunjuk kearah sepasang tangan yang saling bergandengan. Tak salah lagi....Tappei dan Miiko nge-blush sangat parah sampai mereka saling tak berhadapan dan melepaskan genggaman mereka! Mereka tertangkap basah....
To be continued.....................