Jumat, 25 Juli 2014

Kocchi Muite (Fanfiction) Chapter 4



Hai semua, ini chapter 4 Kocchi Muite Fanfiction yang kalian tunggu-tunggu....silakan dibaca!
Sebelum kulanjutkan, ada beberapa hal yang ingin kuberitahukan kepada kalian Miivers. Setelah Tappei mengucapkan permintaan maafnya kepada Miiko, remaja perempuan ini pun memaafkannya, tapi dalam satu syarat. Nah setelah itu, Tappei dan yang lain-lainnya makin bingung dan memaksakan Miiko untuk memberitahu mereka apa syarat tersebut. Setelah itu, mereka berjalan-jalan, sampai akhirnya matahari terbenam dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Okelah...setelah kuberitahu ini, kita berlanjut ke chapter 4 ya..

Chapter 4 "Tertangkap Basah"
  Keesokan harinya......

"Ma, aku berangkat ya!" seru Miiko, tangan kanannya masih memegang roti sandwich yang tersisa sedikit. "Miiko!! Kenapa tidak menghabiskan sarapanmu terlebih dahulu?! Kan tidak enak kalau dilihat seperti itu!" seru Mama yang masih memegang spatulanya. "Ma, aku ingin berangkat lebih pagi, aku kan bisa sarapan di jalan!" ujar Miiko, sambil berlari menuju gerbang. Mama hendak ingin mengejarnya tapi Papa memberi isyarat agar tidak. "Sudahlah Rie, biarkan saja.." ujar Papa santai. "Tapi Kousuke..." omongan Mama terputus. "Rie, anak perempuan kita sudah bukan anak kecil lagi, jadi berhentilah memanjakannya.." nasihat Papa. Mama mengangguk kecil. Lalu kembali menaruh spatulanya. Tapi tiba-tiba, Mama menoleh kembali ke arah Papa. "Kousuke, sebenarnya kau-lah yang paling sering memanjakannya," ujar Mama. Papa hanya tersenyum. "Itu 'kan 3 tahun yang lalu....hehehe.." Papa sambil menggaruk-garu kepalanya yang tidak gatal itu. Mama mendengus kesal.

OTW to Hanagasaku...

"Hehe...aku masih belum percaya kalau kemarin Tappei memelukku, itu tidak biasanya terjadi." gumam Miiko. Terlihat pipinya nge-blush. Tampaknya ia masih kaget tentang apa yang terjadi kemarin. Tanpa disadarinya, ia melewati sebuah toko kelontong yang bernama "Lazy Moon", dan terlihat seorang cowok yang sedang berdiri didepan toko itu sambil mengecek isi tasnya. Cowok itu bertampang tak asing. Miiko yang melihat hal itu langsung menghampiri cowok itu karena cowok itu berpakaian seragam yang sama seperti dirinya. Dan ternyata itu Tappei!
"Hah?! Tappei?!?!" Miiko hampir saja menabrak sosok remaja itu. Sama halnya dengan Miiko, Tappei terkaget melihat sahabatnya yang ceroboh itu. "Yamada?! Sedang apa kau disni?!" tanya Tappei, raut mukanya terlihat panik sekaligus nge-blush. "Aku tak sengaja lewat sini, kukira tadi aku melewati jalan pintas, sepertinya tadi aku sedang melamun, hehe..." jelas Miiko sambil memasang muka polosnya. Tappei mendengus dan memasang wajah sinis.
"Kau memang tukan ngelamun!" ejeknya. Dan itu membuat Miiko menoleh secepat kilat, seakan ia akan mengancam Tappei, tapi itu bisa saja terjadi. Miiko mendengus kembali. "Biarkan saja, aku mungkin tukang ngelamun, tapi aku kan bukan orang yang celangak-celinguk di depan toko seperti orang gila, hahaha.." Miiko membalas ejekan. Tappei kini menjadi gusar. Tapi sebelum Tappei bisa membalas ejekannya, seseorang muncul dibelakang mereka.
"Tappei sayang kena...ohh, Miiko-chan! Selamat Pagi! Tak kusangka pagi ini akan bertemu denganmu!" sapa ramah seorang wanita dengan tampang yang manis dan rambutnya dikepang dua dengan sangat indah. "Se..selamat pagi juga Tante Makiko," Miiko membungkukan badannya dan mencium tangan beliau. Itu adalah cara tersopan jika orang muda menyapa yang lebih tua. Mama Tappei tersenyum. "Kebetulan! Tante buat Onigiri dan Sando untuk Tappei, tapi katanya itu terlalu banyak, jadi daripada dibuang, mendingan Tante berikan saja padamu," ujar Mama Tappei sambil memberikan kantong coklat dengan ukuran tak terlalu besar itu. Terasa hangat ketika permukaan kulit tangan Miiko menyentuh kantong tersebut.
"Terima kasih Tante, tapi aku tak pantas untuk mendapatkan ini, lagipula bukannya Tappei membutuhkan ini?" ujar Miiko. Senyuman manis tak pudar dari wajahnya. Mama Tappei tersenyum. "Mustahil kalau kau tak pantas! Kau sahabat Tappei sejak SD, kau selalu membantunya, menjaganya saat Tante dan Om tak ada bersama yang lain, dan selalu mendukungnya seperti 'pacar' sendiri, jadi Tante sudah menganggap kau dan yang lain seperti anak tante sendiri," jelas Mama Tappei.
Kata-kata 'pacar' membuat detakan jantung kedua remaja ini berdebar lebih kencang daripada bunyi gendang yang ada di Timezone. Keduanya nge-blush berat. "Tante.." omongan Miiko terputus. "Sudah...sebaiknya kau dan Tappei berangkat segera, nanti terlambat!" ujar Mama Tappei sambil tersenyum. Miiko mengangguk dan membungkukkan badannya lagi, lalu mencium punggung tangan Mama Tappei. "Terima kasih Tante Makiko, atas makanannya," ucap Miiko. Mama Tappei menjawab, "Sama-sama Miiko-chan"
Tappei menarik lengan Miiko dan segera berjalan menuju Hanagasaku. Tanpa disadari, Tappei memegang telapak tangan Miiko! Secara Langsung!! Hal itu disadari oleh Miiko, dan itu membuat dirinya nge-blush
"Err..ngg..ehhh...Tappei...bisakah.." sebelum Miiko menyelesaikan omongannya Tappei sudah memutuskannya. "Bisakah apa?" tanya Tappei. Miiko memberi isyarat mata kepada Tappei agar melihat kearah tangannya. Ketika ia melihat, pipinya memerah seperti apel yang baru saja matang!

Tak disangka....setelah perjalanan 10 menit, kedua siswa-siswi ini pun sampai di tujuan mereka. Dan tanpa disadari oleh mereka......
"Yukko, menurutmu bagaimana? Apakah kisah cinta ini bagus?" tanya Mari-chan, menunjukkan sebuah cerita cinta karangannya kepada Yukko. "Kami saja belum mengetahui apa ceritamu Shimura," ujar Kenta, terkikik geli. Mari-chan terdiam. "Ceritanya begini loh...ada seorang siswi dan siswa, keduanya sebenarnya saling menyukai namun saling menutupi. Si cewek menutupi dengan cara bersikap polos, dan yang cowok menutupi dengan cara bersikap kasar. Keduanya masih berumur 10 tahun, tapi ketika 3 tahun kemudian, tumbuhlah rasa suka dengan tingkatan yang lebih berbeda. Si cowok ingin sekali dekat dengan si cewek, dan begitupun sebaliknya. Suatu hari, si cowok tak sengaja membuat si cewek menangis dan mempermalukannya didepan seluruh orang, dan itu membuat si cewek menjauhi dirinya. Jadi si cowok memutuskan untuk meminta maaf. Dan saat si cowok menyampaikan maksudnya kepada si cewek, si cowok langsung memeluknya. Dan kemudian keesokan harinya...mulai tumbuh bibit cinta mereka. Mereka mulai kencan dan....seterusnya aku sedang memikirkan," jelas Mari-chan panjang lebar. Kenta dan Yukko melongok kaget kearah Mari-chan. "Nggg...Mari-chan, bukankah itu yang terjadi pada Miiko dan Tappei kemarin?" tanya Yukko yang masih melongok. "Iya, Yukko betul. Dan tentang masa lalu cowok dan cewek ini, masa lalu mereka benar-benar tak berbeda dari masa lalu Tappei dan Yamada," sama seperti Yukko, Kenta masih melongok.
Mari-chan tertawa kecil. "Aku memang mengambil kisah mereka! Dan aku mengarang kisah mereka, di cerita ini, akan kubuat mereka kencan!!" ujar Mari-chan. Ketiganya sepertinya sibuk dalam percakapan mereka
"Hah?! Mana mungkin mereka kencan! Tappei saja tak berani untuk memegang tangan Yamada." ujar Kenta. Yukko mengangguk. "Bukannya aku tak setuju...tapi Miiko masih terlalu polos untuk ini," ujar Yukko. Keduanya sepertinya setuju dengan satu pendapat.
Mari-chan tersenyum. "Iya aku tau, tapi mungkin saja pagi ini mereka berjalan bersama dan mereka berpegangan tangan dan mereka......" omongan Mari-chan terhenti sampai disitu, dan itu membuat Kenta dan Yukko bingung. Mata Mari-chan tidak menatap ke arah keduanya, tapi ke arah dibelakang mereka. Dan matanya tek berkedip sekalipun. "Ehh...Shimura? Ada apa?" tanya Kenta. "Mari-chan ada ap.." Mari-chan memutus omongan mereka dan menyuruh Kenta dan Yukko untuk segera menoleh ke belakang. Ketika mereka menoleh kebelakang......

JEEDDUUUUUEEERRRRRRRRR........!!!!!!!!!

Terlihat seorang remaja perempuan berambut pendek dan remaja laki-laki berambut pirang dan spiky berjalan bersama, dan saling bergandengan tangan.
Yukko, Mari-chan, dan Kenta sampai tidak bisa menutup mulut mereka yang terbuka lebar karena melihat pemandangan itu
pemandangan itu...
pemandangan itu...
pemandangan itu....
pemandangan itu...........
adalah Miiko dan Tappei berjalan bersama sambil berpegangan tangan dan saling bersenda gurau layaknya pasangan yang serasi! Tentunya hal ini membuat yang lain shock. Mari-chan memberi isyarat agar Yukko dan Kenta bersembunyi. Mereka melihat Miiko dan Tappei, seperti mereka baru saja jadian!
"Mereka tertangkap basah..." bisik Mari-chan kepada Kenta dan Yukko. Keduanya mengangguk Kenta memasang muka sinis dan Wajah Yukko tampak memerah. "Dalam hitungan ke-3, kita akan mengangetkan mereka berdua, siap?" Kenta memberitahu. Yukko dan Mari-chan mengangguk. "Satu...Dua....." Kenta berjinjit-jinjit layaknya penari balet, diikuti oleh Mari-chan dan Yukko. "Tiga!!!!" serempak ketiganya! dan itu membuat Miiko dan Tappei kaget. Saking kagetnya....Mereka jatuh kebelakang!!! Hahahahaha......

"Adduuuhh..." batin Miiko. "Kau tak apa-apa?" ujar Tappei, mengulurkan tangannya seakan seorang pangeran yang membantu putrinya untuk berdiri. "Aku baik-baik saja," ujar Miiko, menerima tangan Tappei. Keduanya terlihat sangat romantis dalam posisi itu. Kenta, Yukko dan Mari-chan terkikik geli melihat hal ini.
Ketika Tappei dan Miiko hendak menoleh, ketiga remaja itu pun memasang wajah sinis. "Hehehe...Hei kawan!" sapa sinis Kenta. "Hei sahabatku!" sapa sinis Mari-chan. Yukko hanya tersenyum kepada mereka berdua. "Kalian...berdua...saja....apa ada...sesuatu...yang kami....tidak ketahui..???" serempak Kenta dan Mari-chan. Tappei langsung menyalak. "Memangnya kau kira kami apa?! Jika kalian membuat kami kaget seperti itu lagi, kami akan menjadi sasaran empuk untuk penyakit serangan jantung!!" Sepertinya Tappei menjadi gusar. Miiko juga memasang muka marah.
Yukko tertawa kecil. "Maafkan kami, kami tak sengaja." 
Kenta ikut tertawa, diikuti dengan Mari-chan. "Lagian, siapa suruh jalan beduaan sambil gandengan, ntar kalian dikiraan pacaran loh!" goda Mari-chan. "Kami tak berpegangan tangan kok!!!!" serempak Tappei dan Miiko. Yukko, Kenta dan Mari-chan tertawa geli. "Benarkah? Kalian sedang berpegangan tangan sekarang!" seru Mari-chan sambil menunjuk kearah sepasang tangan yang saling bergandengan. Tak salah lagi....Tappei dan Miiko nge-blush sangat parah sampai mereka saling tak berhadapan dan melepaskan genggaman mereka! Mereka tertangkap basah....

To be continued..................... 

Kamis, 24 Juli 2014

FILM NARUTO TAHUN 2014 YG BERJUDUL "THE LAST" AKAN TAYANG TANGGAL 6 DESEMBER 2014

Film Naruto Tahun 2014 Akan Berjudul ” The Last – Naruto the Movie” Tayang 6 Desember

Edisi ke-35 dari majalah Shounen Jump terbitan Shueisha minggu ini mengumumkan bahwa film Naruto tahun 2014 ini akan berjudul The Last – Naruto the Movie - dan akan tayang pada tanggal 6 Desember. Akankah ini pertanda bahwa serial Naruto akhirnya akan benar-benar berakhir? Bisa ya, bisa tidak karena dikabarkan bahwa film ini akan menjadi bagian dari “Naruto Shin Jidai Kaimaku Project” (Proyek Pembuka Era Baru Naruto) yang juga menandakan serial ini sudah mencapai usianya yang ke-15 tahun.

Cerita pada film The Last – Naruto the Movie - akan ditangani langsung oleh sang mangaka, Masashi Kishimoto, selain itu dia juga akan menangani desain karakter dan juga bertindak sebagai kepala pengawas cerita. Secara khusus, ia menggambar desain baru karakter di film ini. Pada desain film ini diperlihatkan tubuh Naruto yang terlihat tegap, rambutnya dipotong pendek dan ekspresinya terlihat dewasa.

Teaser sepanjang 15 detik dari film ini akan ditayangkan pada saat penayangan Naruto Shippuden tanggal 31 Juli nanti, dengan versi penuhnya akan mulai diperlihatkan di berbagai bioskop mulai tanggal 1 Agustus. Selain itu, akan ada juga pameran Naruto yang dibuka di Jepang tahun depan.

#Jurnal OTAKU Indonesia : 23 July 2014



Foto: Film Naruto Tahun 2014 Akan Berjudul ” The Last – Naruto the Movie” Tayang 6 Desember

Edisi ke-35 dari majalah Shounen Jump terbitan Shueisha minggu ini mengumumkan bahwa film Naruto tahun 2014 ini akan berjudul The Last – Naruto the Movie - dan akan tayang pada tanggal 6 Desember. Akankah ini pertanda bahwa serial Naruto akhirnya akan benar-benar berakhir? Bisa ya, bisa tidak karena dikabarkan bahwa film ini akan menjadi bagian dari “Naruto Shin Jidai Kaimaku Project” (Proyek Pembuka Era Baru Naruto) yang juga menandakan serial ini sudah mencapai usianya yang ke-15 tahun.

Cerita pada film The Last – Naruto the Movie - akan ditangani langsung oleh sang mangaka, Masashi Kishimoto, selain itu dia juga akan menangani desain karakter dan juga bertindak sebagai kepala pengawas cerita. Secara khusus, ia menggambar desain baru karakter di film ini. Pada desain film ini diperlihatkan tubuh Naruto yang terlihat tegap, rambutnya dipotong pendek dan ekspresinya terlihat dewasa.

Teaser sepanjang 15 detik dari film ini akan ditayangkan pada saat penayangan Naruto Shippuden tanggal 31 Juli nanti, dengan versi penuhnya akan mulai diperlihatkan di berbagai bioskop mulai tanggal 1 Agustus. Selain itu, akan ada juga pameran Naruto yang dibuka di Jepang tahun depan.

#Jurnal OTAKU Indonesia : 23 July 2014  

Rabu, 23 Juli 2014

Kocchi Muite! (Fanfition) Chapter 3






Terima kasih ya atas perhatian kalian! Chapter 3-nya sudah jadi, kalian tinggal duduk manis, sambil baca deh!




Finding Miiko....

"Bagaimana nihh...kata mamanya, Miiko pergi. Apa mungkin, sebaiknya kita berpencar?" usul Mari-chan. "Ide yang bagus," Yukko mengangguk kecil. Kenta dan Tappei tampaknya juga setuju dengan usulan Mari-chan. "Kalau ada salah satu dari kita bertemu Miiko, langsung saja kabari lewat ponsel!" jelas Mari-chan. Semua mengangguk serempak.


With Mari-chan..

"Aduh, kemana sih si Miiko? Kenapa tiba-tiba dia menghilang?!" gumam kesal Mari-chan. Mari-chan meraih ponselnya yang berada di saku seragamnya. Kemudian ia memencet ikun sms. Ia mengirim surat kepada Yukko.

*Yukko, this is me..Mari-chan, bagaimana? Sudah ketemu si Miiko? Kalau aku, masih belum ada kemajuan. Aku masih belum menemukan dia. Menurutmu kira-kira dia kemana ya? Aku saja sampai kebingungan, oke-lah..segini dulu ya kabar dariku, tolong dibalas..aku tidak bisa sms yg banyak-banyak lagi karena takut pulsa ponsel-ku abis, oh ya..tolong tanyain kabar dari Kenta dan Tappei juga ya!*

Cetak...cetik..cetak..cetik..begitulah bunyi jari Mari-chan yang menekan-nekan tombol di ponsel-nya. Seusai menulis surat, ia memencet pilihan kirim. "Semoga si Miiko nggak minggat!" ucap Mari-chan dalam hati. Kepalanya tak henti-henti menoleh ke semua arah. Mencari sosok sahabatnya yang lugu tapi manis itu.


With Yukko..

Yukko berjalan sambil memegang ponselnya yang berwarna hijau tosca itu. Tampaknya ia menulis sms untuk Kenta dan Tappei.
Yukko menoleh ke arah kiri, terlihat toko baju anak-anak. Ia menoleh ke arah kanan, terlihat toko roti. Tapi ternyata ada sesuatu yang menarik perhatian Yukko. Yaitu seorang gadis berpakaian seragam sama sepertinya, sedang berdiri di depan kasir, membeli roti kecil. Gadis itu berambut pendek dan sepertinya gadis itu hendak keluar dari toko. Yukko mengikuti sosok gadis itu. Yukko mempunyai firasat yang sangat kuat, karena mana mungkin penglihatannya salah, karena yang dilihatnya, adalah Miiko! 
Dengan cepat, Yukko mengabari yang lain, dan mengikuti Miiko dari belakang. Miiko terlihat sedang berjalan sambil memegang dua buah kantong plastik kecil. Salah satunya berisi minuman dan yang lain berisi roti tadi.
Saat itu, Miiko hendak menyebrang jalan, tapi jalannya begitu cepat, sampai-sampai Yukko kehilangan jejaknya. Ia mencoba mengikuti arah jalan Miiko sebelumnya, namun tak berhasil. Miiko tidak meninggalkan jejak setitik pun.


With Kenta..

"Ah..dapat sms dari Yukko nihh..kira-kira apa ya?" gumam Kenta. Rasa penasaran selalu menyelimutinya. Ketika Kenta membaca, matanya melotot ke arah layar ponselnya. "Apa?! Yukko menemukan Yamada?!" batin Kenta. "Sebaiknya, kukabari Tappei!" ujar Kenta, sambil mengetik sms-nya.


With Tappei..

"Dasar, Yamada, kemana kau pergi?!" batin Tappei. Tangannya tak henti-henti memeriksa ponselnya yang ada di saku seragamnya. Tiba-tiba, terdengar sebuah bunyi dari ponselnya. Ternyata ada satu pesan masuk. Dan ketika dilihat, itu Kenta!

SMS from Kenta :
*Tappei, Yukko menemukan Yamada!! Katanya, kita akan kumpul di lapangan basket didekat toko roti. Cepat kabari Shimura!*

Setelah Tappei mendapatkan pesan dari Kenta, ia menaruh ponselnya kembali ke saku seragamnya, dan mulai melangkahkan kaki secepatnya menuju tujuan yang ditentukan.




WITH EVERYONE....

"Yukko, kamu yakin tadi lihat Yamada?" Mari-chan memastikan. "Iya, tadi aku lihat Miiko sedang belanja roti di toko itu!" seru Yukko seraya menunjuk ke arah toko roti. "Baiklah, Yukko...kemana arah Yamada pergi?" tanya Kenta. Yukko terdiam sejenak. "Miiko pergi ke arah itu!" jari telunjuk Yukko mengarah ke utara. "Baiklah, ayo!" ujar Tappei, yang sudah lari duluan.


 With Miiko...

"Sore ini sepi banget ya...kira-kira teman-teman lagi apa ya?" batin Miiko. Tangan kanannya membawa kantong berisi roti dan tangan kirinya membawa kantong berisi cherry sprinkle (semacam minuman bersoda). Miiko berjalan sejauh kakinya bisa membawa dirinya.
Sore itu angin berhembus sepoi-sepoi. Seakan mengajak ke tempat yang damai. Apalagi ditambah oleh pemandangan mataharinya yang sungguh indah. Miiko menoleh kekanan, dan ternyata terlihat sebuah taman. Dengan dihiasi bunga-bunganya yang beragam dan dilengkapi bangku-bangku agar dapat dinikmati. Tanpa berpikir panjang lagi, Miiko membelokkan dirinya ke arah taman itu. Pandangan Miiko terperangkap kepada sebuah bangku taman yang kosong. Miiko mendarat langsung di bangku taman tersebut. Angin yang berhembus sepoi-sepoi itu menerpa rambut Miiko, (seperti yang ada di film-film itu loh)....Miiko langsung membuka kantong yang membungkus roti, dan melahap roti tersebut. "Roti ini lumayan enak, tapi menurutku..masih lebih enak roti buatan papanya Kenta," gumamnya. Lalu ia teringat masa-masa kecilnya saat kelas 5. Terbayang gambar-gambar tersebut didalam kepala Miiko. Saat Momo hilang di Bakery Satou, saat ia tenggelam di pantai, saat ia dan mari-chan mendapat tas keberuntungan, saat ia memberikan coklat kepada Tappei, saat duit angpaonya hilang gara-gara diambil Momo, semua kenangan itu kembali terbayang oleh Miiko. "Kenangan yang sangat manis..." gumamnya lagi.
"Hmm...mungkin aku terlalu kasar kepada Tappei," ujar Miiko dengan suara yang pelan. Tapi tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi jengkel. "Tapi 'kan, dia duluan yang mengejekku!" tanpa disadari, Miiko mengucap kalimat itu dengan keras.
"Hei Miiko! Kok kamu ngomong sendiri?" sapa seseorang dengan suara yang tak asing. Suara itu datang dari belakang. Ketika Miiko menoleh,........(siapakah dia????)
"Haruna?!?!!" Miiko terbelalak kaget melihat sosok sahabatnya sejak kelas 5. Haruna menampilkan senyuman manis di wajahnya. Rambut Haruna sekarang sudah mulai panjang, dan dirinya terlihat sangat cantik dan tinggi, sama seperti Miiko.
"Haruna?! Aku..ehh..me..me..mengapa ka..kau ada disini?" Saking kagetnya, Miiko tergagap-gagap. Haruna tergeli-geli mendengar Miiko seperti itu. "Memangnya aku tidak boleh ya, jalan-jalan di taman dan menyapa sahabatku sendiri?" Haruna bergurau. "Bukan itu maksudku, ehh..." blank...isi pikiran Miiko jadi kosong. Ia lupa ingin ngomong apa. (Dasar Miiko! Kamu 'kan masih muda, tapi sudah pikun kayak nenek-nenek saja, hehehe..)
"Kau tahu Miiko, kau terlihat cantik sekali!" puji Haruna. Karena itu, Miiko jadi malu dan nge-blush. "Sepertinya kau sudah berubah sejak 3 tahun yang lalu, Miiko yang biasanya pendek, sekarang sudah tinggi dan manis sekali," puji Haruna. Miiko jadi makin malu, tapi ada satu perkataan yang membuat Miiko batal malu-nya (malu kok bisa dibatalin sihh..).
Kata "pendek" yang terlontar dari mulut Haruna. Miiko pun terdiam. Dan itu membuat Haruna kaget. Lalu ia mengingat apa saja yang ia ucap tadi. "Ehh..Miiko, aku tidak..aku tidak bermaksud untuk mengejekmu pendek, tapi..." omongan Haruna terputus oleh omongan Miiko. "Sudah, tidak apa-apa. Aku tidak marah kok," ucap Miiko, tetapi wajahnya merunduk. Haruna yang melihat itu menjadi bingung. Ia pun duduk disebelah Miiko. "Miiko, kenapa kau bersedih? Ada apa?" tanya Haruna. Awalnya Miiko terdiam, tapi akhirnya ia memutuskan untuk berbicara. "Memangnya aku pendek ya?" ucapan itu....membuat Haruna terdiam dan bertanya pada Miiko. "Memangnya kenapa kau berpikir tentang hal seperti itu?" tanya Haruna. "Karena, aku teringat saat kita kecil dulu...aku sering diejek pendek, atau aku sering dianggap anak kecil karena aku kurang tinggi," ucap Miiko dengan nada lesu.
Haruna terdiam. "Miiko, mungkin saja kau diejek pendek oleh orang lain, tapi itu bukanlah alasan untukmu menyerah, buktinya...kau bisa jadi kapten basket di Hanagasaku. Untuk menjadi kapten basket dalam suatu tim, tidaklah mudah. Itu membutuhkan pemain yang tinggi, pintar mengatur formasi, dan kuat. Kau memenuhi semua persyaratan itu. Dan, tidak sedikit cowok di Hanagasaku yang menyukaimu. Jadi, kita tidak perlu bersedih, ini adalah takdir kita yang sudah ditentukan oleh Tuhan, dan apabila takdir ini dapat dirubah dengan berusaha....mengapa tidak?" jelas Haruna. Haruna memang sosok sahabat yang setia kawan ya!
Miiko yang tadinya merunduk, sekarang wajahnya kembali cerah lagi. Senyuman manis terukir diwajah kedua remaja ini. "Terima kasih telah menyemangatiku, Haruna" Miiko memeluk sahabatnya itu. Haruna tanpa berpikir panjang, membalas pelukan hangat dari Miiko itu.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu di Suginoki?" tanya Miiko. Rasa penasaran timbul di dirinya.
"Kabarku, baik-baik saja! Bagaimana denganmu di Hanagasaku?" Haruna balik bertanya.
"Aku baik-baik saja," jawab Miiko dengan singkat. "Bagaimana rasanya sih jadi kapten basket tim putri di Hanagasaku?" tanya Haruna lagi. "Hemmm....enak-enak saja! Aku dan tim-ku akan mengikuti pertandingan basket 3 bulan lagi, dan pelatih kami menyuruh kami berlatih dari sekarang." jelas Miiko. Haruna hanya mengiyakan dan mengangguk-angguk. "Hmm...bagaimana denganmu Haruna?" tanya Miiko. "Aku? Aku ikut dalam ekskul tata busana." jawab Haruna. Miiko terdiam seperti patung mendengar jawaban Haruna. "Tata Busana?! Hebat sekali!! Kapan-kapan aku ingin melihat karya rancangan bajumu dong!" pinta Miiko. Haruna tersenyum. "Oke!" jawab Haruna. Kedua remaja ini berbincang-bincang seakan seperti obrolan mengenai bisnis.

Setengah jam kemudian.....
"Baiklah Miiko, aku pulang duluan ya!" ucap Haruna sambil melambaikan tangannya kepada Miiko. Miiko mengangguk, lalu membalas melambaikan tangannya.

With Tappei dan yang lain....
"Itu dia!" seru Mari-chan seraya jarinya menunjuk kearah seorang gadis yang sedang duduk santai di taman. Mereka berame-rame menghampiri gadis itu. 
"Miiko!" panggil Mari-chan. Miiko menoleh dan terlonjak kaget melihat mereka semua. "Kami mencarimu kemana-mana, ternyata disini kau!" ujar Mari-chan khawatir. Kenta menyenggol Tappei yang berdiri diam dan berbisik, "Ayo...sekarang saatnya kau beraksi," bisiknya. Tappei mengangguk. Remaja laki-laki ini mendekati remaja perempuan yang sedang duduk itu. "Yamada, maafkan aku!" ujar Tappei. Miiko hanya terdiam. Lalu ia menoleh kearah lain seolah-olah Miiko masih ngambek. Tappei hampir saja menyerah, tapi ada sesuatu yang membuat dirinya tak menyerah. Karena senyuman Miiko. Miiko bangun dari duduknya, lalu memeluk Tappei. Dan pastinya ini membuat Tappei dan yang lain kaget. Tappei nge-blush berat nihh!!!
"Aku sudah maafin kamu kok!" ucap Miiko sambil memaparkan senyuman manisnya. Tanpa disangka, Miiko juga nge-blush
"Tapi ada syaratnya," ujar Miiko, dengan senyuman sinisnya. Ehhhhh!!!!!
Tappei dan yang lainnya makin kaget. "Apa syaratnya?" tanya Tappei sambil menelan ludah. "Besok akan kuberitahu," ujar Miiko. Mari-chan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Kenta dan Yukko tersenyum.


Yaa....itulah chapter 3! Sampai jumpa ya di chapter 4!

Selasa, 22 Juli 2014

Tokoh-tokoh kartun berambut pendek

1. Rapunzel (Tangled)

 

Aslinya rambut Rapunzel panjang sekali. Namanya juga Rapunzel..hehehe! Kenapa rambutnya bisa jadi pendek begini? Karena dipotong oleh si Flynn Rider (Eugene Fitzherbert) saat adegan klimaks-nya. Saat itu, Rapunzel berjanji kepada Mother Gothel agar membiarkan Flynn hidup dan mengobatinya dengan kekuatan rambutnya. Tapi sebagai gantinya, Rapunzel tidak boleh pergi keluar menara dan akan dikurung selama-lamanya. Karena Flynn tidak terima dengan janji tersebut, maka ia memotong rambut Rapunzel dengan sebuah potongan kaca. Kalau penjelasanku kurang jela, tonton saja ya filmnya...

2. Sailor Mercury/Amy (Sailor Moon Anime)


Amy atau Sailor Mercury, salah satu pahlawan dari grup Sailor Moon. Kekuatannya banyak sekali, salah satunya seperti : Mercury bubble. Amy cenderung pintar dan manis. Juga setia kawan. Ia tidak pernah memihak ke siapapun. Saat Sailor Moon dan Sailor Mars bertengkar, Sailor Mercury selalu ada disitu untuk meleraikan mereka. Sailor Mercury adalah tokoh favoritku di Anime Supreme Sailor Moon.

3. Sakura (Naruto)

 

Sama seperti Rapunzel, Sakura sebenarnya mempunyai rambut yang panjang. Namun ada sesuatu yang membuat Sakura harus memotong rambutnya. Saat Chuunin exam, Orochimaru-sama menyerang Sasuke Uchiha (Sasuke) dan Naruto Uzumaki (Naruto) sehingga membuat keduanya lemah dan akhirnya tak sadarkan diri. Jadi, hanya Sakura yang dapat melindungi mereka. Saat aada penyusup di tempat persembunyian mereka, Sakura ditangkap oleh peserta chuunin lainnya dan mereka mengancam akan menyakiti Sasuke dan Naruto. Saat itulah Sakura memutuskan untuk mengorbankan rambut panjangnya yang cantik itu.

4. Buttercup (Powerpuff Girls)

 

Buttercup, sosok pahlawan Townsville. Bersama kakak dan adiknya, Blossom dan Bubble, mereka mengalahkan bermacam-macam penjahat yang mengancam keamanan Townsville. Seperti Him, Mojo Jojo, dan lain-lain. Buttercup mempunyai palu besar yang dapat menghancurkan apapun, bahkan jalanan aspal. Warna kesukaannya, tentunya hijau. Dan Buttercup tentunya cenderung tomboi, beda sekali dengan kakaknya Blossom yang sangat feminine. Sehingga Buttercup dan Blossom sangat sering bertengkar, Hehehe..itulah keseharian mereka...!

5. Alex (Totally Spies) 


  

Alex, sahabat dari Sam dan Clover. Ketiga sahabat ini merupakan tim mata-mata terbaik. Mereka bekerja dibawah komando Jerry. Ketiganya mengungkapkan rahasia, mengalahkan penjahat dan selalu hang out bersama.Terkadang mereka bertiga suka bertengkar, tapi kalau tidak pernah bertengkar, bukan sahabat namanya.



Senin, 14 Juli 2014

Inuyasha Fanfiction (After The Final Act Series) Chap. 1

Chapter 1 "A New Beginning"


 


This morning was very bright and refreshing. And the sun was brighter and warmer. The clouds form a wide variety of beautiful reliefs. Chill envelops the village. The birds chirp tunable in a tree branch. The villagers began to work in the fields. And the voices of the children of the villagers heard. The morning was really quite peaceful.
Seeing from a distance at the top of a hill, a priestess watched the villagers and children who had started the day. The priestess watching around the village, see if there is a danger that threatens the village. She's keeping the village safe from harm. Her intentions are very noble. Each day, the priestess surround the village and observe from a distance if there is a sudden attack of a demon. The Priestess, named Kagome.
Everyone in the village knew the origin of the priestess Kagome, a girl who comes from the future, and live in the Feudal Era. A priestess who defeat the demon Naraku and destroy the Shikon jewel. Of course, she couldn't have done it without her friends. Sango,
the courageous demon slayer. Miroku, the monk who is very intelligent, and in the palm of his right hand are the curse of the Wind Tunnel. Shippou, a young fox demon. Kirara, Sango's companion, a demon cat. And Inuyasha, a half-demon who has a very powerful sword called Tetsusaiga. Together, they defeat their most powerful enemy, Naraku. Everyone in the village respect and appreciate Kagome, but that does not make her arrogant. She loves to play with the children of the villagers and especially spending time with her friends.

"Hmm...the village is fine." muttered Kagome. She seems enjoyed the view from up the hills. The wind was blowing breeze made ​​Kagome's hair blowing in the cool. Nature calling her name. "Well, the children seems to enjoy the day," she said, while grabbing her bow and quiver of arrows. Once she believes that the situation is safe, she decided to stop by a friend's house.
The villages was very peace. And she loves the way children playing all day. It makes her heart feels happy to hear the joyful sounds.

Kagome's POV
It's been 4 years, after that battle between us and Naraku. And now, the feudal era is finally free from his grasp. My name, is Kagome. I used to be your average ninth-grader, until I discovered a hidden well inside a secret shrine behind my house. I never really want to go inside that creepy well, until mistress centipede pull me into the well, and into the warring states era. I never really imagine it, I ended up bringing the shikon jewel to the most dangerous place on the whole universe. In this era, I met my friend, Inuyasha the half demon dog. Shippou, the young fox demon. Miroku, the lecherous monk, and Sango, the demon slayer. And together, we pursuit for the sacred jewel shard and made a lot of enemies, and of course that includes Naraku. That dreadful demon, Naraku. He pursuit the same thing like us, the sacred jewel. And I gotta tell ya...impossible things happened in this era. A ressurected priestess, dangerous demon, and even a faceless man (eps. 69). And finally, after waiting for the perfect moment, the final battle is upon us. Naraku, using the whole formed sacred jewel against us. But we are not easily to defeat, we all includes Kohaku and Sesshomaru (Inuyasha's brother), join forces to defeats Naraku. And we've reached our goal, Naraku was defeated, Miroku's wind tunnel has disappeared and the shikon jewel is finally destroyed. But when the last moment happened, Naraku made a wish on the shikon jewel. And it was just the beginning. I was trapped in the darkness by the shikon jewel for three days. And after Inuyasha save me, the well stopped working. I was forced to live in my own era, for three long years, without my friends, and Inuyasha. I've waited for the moment, when the well granted my wish. I can return to the feudal era. I've made a decision, I have choose to stay with Inuyasha and my friends. And when I return, everything has changed. I mean....literally...Miroku and Sango have the most beautiful twins and a baby boy, Shippou continued his training in the fox demon academy to become full-fledged fox demon, Kohaku trained with Master Totosai to become a brave demon slayer like his big sister, Rin is staying in the village, Kaede said so that one day she can make a choice, whether to stay with Sesshomaru or continued living in the village. And finally me. I've trained to become a great priestess with Kaede and Jinenji, so that I could protect the village, just like Kikyo. And...I spend everyday with my husband, Inuyasha. We've been married for a year now. And tomorrow, is the anniversary of our marriage. The point is, I love living here, with the villagers and my family.

Finally, she arrived at the place. At Miroku and Sango's hut. She liked to spend some time with Sango, while Inuyasha is exorcising with Miroku. When she entered the hut, she received a warm welcome from her best friend. "Kagome!" said Sango, smiling happily. It seems like, she was holding her son. "Lady Kagome!" exclaimed the twins. "Hi Sango! Hi girls!" replied Kagome, hugging the twins. "Where were you? I was kinda worried," Sango asked. "I was guarding the village, you know if there's a demon lurking from shadows, besides, I can handle those demons myself." answered Kagome. "I know, you can handle that. But I dont think Inuyasha is going to let you fought battle by yourself. Every time when you were harvesting herbs or taking care some village bussiness without him knowing, I was the first person questioned by Inuyasha." explained Sango. Kagome giggled a little. "I know...sometimes that guy is to overprotective of me," said Kagome. "Well, you can't blame the guy. He's always worried about you. He's always thinking of you, when you're gone for three years ago," said Sango, smiling to her best friend. Kagome replied the smile, "I know,"
Kagome and Sango turned their heads to see the twins, and found the twins are gone. "Oh no!" exclaimed Sango. "Where are they?!" Kagome panicked too, but she tried to calm herself and calm the mother of the twins. Both of them looked for the twins inside the hut, but the twins was no where to be found. "Sango, stay here with Haru! I'll go find Akari and Yoona!" said Kagome, walking out from the hut. "Be careful!" said Sango, while calming her crying newborn baby. Kagome rushed her path to the forest of Inuyasha, carrying her bows and arrows, and searching for the twins.


In other circumstances......
A monk and a half demon make their way towards the village while carrying large bags of rice. "Keh," Inuyasha scoffed. "This time you went too far, you greedy monk! This is too much for the payment," said Inuyasha, feels annoyed to the monk. "Now, now Inuyasha...you dont expect money would fall from the sky, would you?" said the innocent looking monk. Inuyasha said nothing but growled. Bu then he sighed. "Hey Miroku! What do you think  Kagome and Sango are doing?" asked Inuyasha. There was a little worried on his voice. "Do not worry my friend. Knowing them, Sango is probably busy taking care of the children and Kagome is probably guarding the village or visiting Sango." explained Miroku. Inuyasha sighed again. "Well, I hope you are right. I hate if something bad happened at the village" said him, while picturing Kagome holding her bow and arrow.
"Hey you guyz!!!" said someone. Suddenly, there was a pink strange talking balloon, floating upon them. "Hey Shippo! Back from training huh?" asked Inuyasha. "Yup! I got promoted to rank 21!" said Shippo flaunting his achievement. "Well done Shippo," said Miroku, praising the young kitsune. "You and Inuyasha are back from exorcism huh?" asked Shippo. "Yes, we are" answered Miroku, while holding his staff. "So, is it hard?" ask the young kitsune again. "Nah! It's just a weak toad demon, no big deal!" Inuyasha underestimating. Miroku sighed. "Well, at least they payed us decently," said him. Seeing the large bags of rice, Shippo whispered something to Inuyasha. "He swindled them, is he?" ask Shippo. "Yup," Inuyasha whispered back. The three boys walked towards the village to see their loved ones.

Meanwhile, Kagome was still searching for the twins. She encountered some demons, but she was able to purify them. She was listening closely for the sound of their laughter. But, she didn't hear anything. Just as she was about to continued, she heard a splashing sound from a lake, not far from where she stands. She decided to go near the lake. When she arrived at the lake, all she saw was two little girl, playing water splash in the lake. One girl wearing green kimono. And the other one wearing pink kimono. Kagome just shook her head. "Akari....Yoona..." called her. The two little girls turn their head and saw Kagome standing, with her hands on her hips. "You girls had your mother and me worried," said Kagome, while hugging them. "We're sorry Lady Kagome, we didin't mean to run away," said Yoona. "Yes, we were just, trying to find some fresh air," Akari tried to reasoned. Kagome giggled. "Fresh air huh? or maybe fresh water?" said Kagome, she splash the lake water with her hands towards the twin, and vice versa. The three of them laughing fun, enjoying the fresh water from the lake. But then suddenly, Kagome sensed something wrong. She sensed a demonic aura. "Girls...hide!" warned Kagome. "What's wrong?" asked Akari, she was a little bit panicked. "Is something the matter?" Same as Yoona. Then, Kagome sensed a quick move. "Girls, please...go back to the village, now!" ordered Kagome, and then suddenly there was something cames out from the lake. "I should've know..." Kagome murmered. A gigantic sized demon serpent came out from the lake. Akari and Yoona was so terrified, they can't even say a word. "Aahhh....what do we have here.., two mere mortal kids and one mere priestess, what fortunate I am to have lunch such as these." teased the demon serpent. Kagome stood in front of Akari and Yoona to protect them. Kagome aiming her arrow towards the demon serpent. "Akari, Yoona...please go!! I'll catch up soon!" exclaimed Kagome, while she shoots her arrow. 
Akari and Yoona run as fast as their leg can carry them. Leaving Kagome behind, they're running towards the village.


Back at the village...
The boys almost arrived at the village, but then suddenly they felt something strange. Miroku was the one who felt it first. "Inuyasha..." he murmured. Inuyasha and Shippo turn their heads towards Miroku. "What's wrong?" asked Shippo, he's a little panicked. "Dont you sense it?" asked Miroku with full of cautious. Inuyasha nodded. Shippo feels confused. "What's going on here?!" Now, Shippo's more panicked. "There's a strong demonic aura," explained Miroku. "And...It's coming from the village!!" exclaimed Inuyasha. Miroku and Inuyasha without hesitation, continued running, but faster. 
Finally, they were able to reached the village right in time. When they were inside the village, they met Sango, and she was running panickly, trying to find something, or someone. "Sango!!" called Miroku. "Miroku!! You're back!" with heavily breath, Sango said. "What's going on Sango? Where is Kagome?!" ask Inuyasha. "Kagome..she was looking for Yoona and Akari!!" said Sango, while carrying her baby. Miroku and Inuyasha stands there in shocked. "What do you mean, 'looking for Yoona and Akari'? They're missing?!" asked Inuyasha again. This time, Sango just nodded. "We have to look for them, let's split up!" said Miroku. All of them nodded in unison. But, just when they started looking, they founded the twins, laying down under a tree, exhausted after running.
All of them shocked. "Akari?! Yoona?! Thank heaven you both alright!" Sango shook the twins body, when they came to. "Mommy.." the twins hugged their mother. Miroku smiled at them. And then, he hugged them. "Daddy.." called Akari. "Are you both okay?" asked Inuyasha. The twins nodded.
But then, something seems to bother Sango and Inuyasha. "Hey wait a minute, Sango..you said that Kagome is gone looking for them, where is she?!" asked Inuyasha (sheeesshh....this guy is totally paranoid). "Lady Ka..Ka..Kagome is.." the twins tried to hold their tears, and that made Inuyasha more paranoid. "Girls, can daddy ask you what happen?" asked Miroku, he tried to calm their emotion down. "We were playing at a lake when Lady Kagome find us.." Yoona starts explaining. "But the, she told us to hide and run," she said again. "Lady Kagome said, she sensed something, something bad.." said Akari. "Then we have to save Kagome!" exclaimed Inuyasha. Miroku nodded. "Sango, take care of the children!" said Miroku, while holding his staff.

See you soon on the Next Chapter............