Pernah nggak sih, ngerasain kayak dicuekin sama sahabat sendiri. Padahal kita sudah berusaha sebaik mungkin agar sahabat kita menyukai kita. Padahal, udah berusaha keras untuk mencari teman, mencari sahabat yang pas. Dulu aku pernah kepikiran, kalau aku nggak punya sahabat. Sampai aku ketemu 3 orang perempuan yang sifatnya menyenangkan. Ketiga orang itu juga lucu, manis, dan setia kawan. 3 cewek ini setelah kulihat-lihat, mereka selalu bersama. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Bahkan rumah mereka berdekatan, jadi mereka bisa bermain bersama kapan saja. Aku sebenarnya cemburu, cemburu akan persahabatan mereka. Aku ingin sekali mempunyai persahabatan seperti mereka.
Aku ingin sekali merasakan persahabatan yang begitu manis. Akhirnya, aku bersahabat dengan 3 cewek itu. Aku merasakan persahabatan yang sebenarnya. Memang...persahabatan itu bagaikan buah, kadang manis, kadang pahit, dan kadang asam. Setelah aku tahu persahabatan mereka, mereka tidak seperti yang kukira. Kukira mereka selalu bermain dan rukun-rukun saja. Tapi ternyata, mereka sering sekali bertengkar. Jadi, ada salah satu dari mereka yang sering dicuekin. Aku sampai merasa iba.
Tapi dari pengalaman itulah, aku mendapat pelajaran. Kalau persabatan memang tak selalu manis. Tapi meskipun mereka sering bertengkar, aku salut loh!
Mereka masih mempertahankan persahabatan mereka, meskipun badai menerjang. Mereka selalu bersama, saling menghibur, saling memaafkan, dan saling tolong menolong. Ada juga persahabatan tapi dalam bentuk geng. Aku juga sering melihat teman-temanku membuat geng, bahkan aku pernah ikut dalam geng itu. Kukira geng itu ikatannya lebih kuat dari pada persahabatan biasa, tapi justru sebaliknya, kebanyakan geng selalu memikirkan gosip, ataupun yang lainnya. Tapi bukan berarti semua geng tidak baik. Ada juga geng yang baik. Seperti geng di kelasku. Geng ini terdiri dari 4 orang. Manis-manis, lucu, imut, cantik, dan menyenangkan adalah sifat dari keempat orang ini. Mereka juga selalu bersama, seperti 3 orang cewek yang kuceritakan tadi. Tapi terkadang, mereka juga bertengkar.
Nah, dari semua ini, kusimpulkan, persahabatan boleh saja, asal persabatan yang membawa kita ke jalan yang baik. Sahabat itu adalah orang yang setia kawan, selalu menemani kita disaat kita dalam keadaan suka maupun duka. Sahabat, satu kata yang cukup bermakna. Aku ingin mempunyai sahabat, sampai-sampai aku mencari-cari untuk sahabat yang pas. Tapi, ayahku berkata "Sahabat itu tidak perlu dicari, kalau kita menunjukkan sifat baik kita, dan selalu meng-introspeksi diri kita, pasti sahabat akan datang dengan sendirinya,"
Dari perkataan ayahku, aku mulai mengerti. Teman dan sahabat. Sebenarnya keduanya memiliki makna yang hampir sama, bedanya adalah kalau sahabat lebih bersifat teman dekat. Untuk memulai persahabatan tidak hanya dengan cara mendekati saja, bisa saja persahabatan dimulai dengan pertemanan yang biasa-biasa saja. Seperti diriku. Aku mempunyai teman, nama inisialnya "Ira", aku dan dia selalu rukun, dia memiliki banyak persamaan sepertiku. Aku dan Ira juga pernah bertengkar, tapi tidak pernah serius. Kami selalu maafan setelah bertengkar. Aku menyukai sifat si "Ira" dan begitu pula sebaliknya.
Setelah itu...kusadari....aku telah memulai persahabatan dengan Ira. Darisini, aku mulai mengerti dengan ucapan ayahku. Sahabat bukan berasal dari paksaan, tapi sahabat akan datang dengan sendirinya. Sebelum aku dan Ira bersahabat, kami hanya teman biasa, sampai kami akrab sekali. Nah....itu adalah pengalaman skaligus pelajaran yang ingin kubagi dengan kalian! ^_^
Aku ingin sekali merasakan persahabatan yang begitu manis. Akhirnya, aku bersahabat dengan 3 cewek itu. Aku merasakan persahabatan yang sebenarnya. Memang...persahabatan itu bagaikan buah, kadang manis, kadang pahit, dan kadang asam. Setelah aku tahu persahabatan mereka, mereka tidak seperti yang kukira. Kukira mereka selalu bermain dan rukun-rukun saja. Tapi ternyata, mereka sering sekali bertengkar. Jadi, ada salah satu dari mereka yang sering dicuekin. Aku sampai merasa iba.
Tapi dari pengalaman itulah, aku mendapat pelajaran. Kalau persabatan memang tak selalu manis. Tapi meskipun mereka sering bertengkar, aku salut loh!
Mereka masih mempertahankan persahabatan mereka, meskipun badai menerjang. Mereka selalu bersama, saling menghibur, saling memaafkan, dan saling tolong menolong. Ada juga persahabatan tapi dalam bentuk geng. Aku juga sering melihat teman-temanku membuat geng, bahkan aku pernah ikut dalam geng itu. Kukira geng itu ikatannya lebih kuat dari pada persahabatan biasa, tapi justru sebaliknya, kebanyakan geng selalu memikirkan gosip, ataupun yang lainnya. Tapi bukan berarti semua geng tidak baik. Ada juga geng yang baik. Seperti geng di kelasku. Geng ini terdiri dari 4 orang. Manis-manis, lucu, imut, cantik, dan menyenangkan adalah sifat dari keempat orang ini. Mereka juga selalu bersama, seperti 3 orang cewek yang kuceritakan tadi. Tapi terkadang, mereka juga bertengkar.
Nah, dari semua ini, kusimpulkan, persahabatan boleh saja, asal persabatan yang membawa kita ke jalan yang baik. Sahabat itu adalah orang yang setia kawan, selalu menemani kita disaat kita dalam keadaan suka maupun duka. Sahabat, satu kata yang cukup bermakna. Aku ingin mempunyai sahabat, sampai-sampai aku mencari-cari untuk sahabat yang pas. Tapi, ayahku berkata "Sahabat itu tidak perlu dicari, kalau kita menunjukkan sifat baik kita, dan selalu meng-introspeksi diri kita, pasti sahabat akan datang dengan sendirinya,"
Dari perkataan ayahku, aku mulai mengerti. Teman dan sahabat. Sebenarnya keduanya memiliki makna yang hampir sama, bedanya adalah kalau sahabat lebih bersifat teman dekat. Untuk memulai persahabatan tidak hanya dengan cara mendekati saja, bisa saja persahabatan dimulai dengan pertemanan yang biasa-biasa saja. Seperti diriku. Aku mempunyai teman, nama inisialnya "Ira", aku dan dia selalu rukun, dia memiliki banyak persamaan sepertiku. Aku dan Ira juga pernah bertengkar, tapi tidak pernah serius. Kami selalu maafan setelah bertengkar. Aku menyukai sifat si "Ira" dan begitu pula sebaliknya.
Setelah itu...kusadari....aku telah memulai persahabatan dengan Ira. Darisini, aku mulai mengerti dengan ucapan ayahku. Sahabat bukan berasal dari paksaan, tapi sahabat akan datang dengan sendirinya. Sebelum aku dan Ira bersahabat, kami hanya teman biasa, sampai kami akrab sekali. Nah....itu adalah pengalaman skaligus pelajaran yang ingin kubagi dengan kalian! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar