Rabu, 23 Juli 2014

Kocchi Muite! (Fanfition) Chapter 3






Terima kasih ya atas perhatian kalian! Chapter 3-nya sudah jadi, kalian tinggal duduk manis, sambil baca deh!




Finding Miiko....

"Bagaimana nihh...kata mamanya, Miiko pergi. Apa mungkin, sebaiknya kita berpencar?" usul Mari-chan. "Ide yang bagus," Yukko mengangguk kecil. Kenta dan Tappei tampaknya juga setuju dengan usulan Mari-chan. "Kalau ada salah satu dari kita bertemu Miiko, langsung saja kabari lewat ponsel!" jelas Mari-chan. Semua mengangguk serempak.


With Mari-chan..

"Aduh, kemana sih si Miiko? Kenapa tiba-tiba dia menghilang?!" gumam kesal Mari-chan. Mari-chan meraih ponselnya yang berada di saku seragamnya. Kemudian ia memencet ikun sms. Ia mengirim surat kepada Yukko.

*Yukko, this is me..Mari-chan, bagaimana? Sudah ketemu si Miiko? Kalau aku, masih belum ada kemajuan. Aku masih belum menemukan dia. Menurutmu kira-kira dia kemana ya? Aku saja sampai kebingungan, oke-lah..segini dulu ya kabar dariku, tolong dibalas..aku tidak bisa sms yg banyak-banyak lagi karena takut pulsa ponsel-ku abis, oh ya..tolong tanyain kabar dari Kenta dan Tappei juga ya!*

Cetak...cetik..cetak..cetik..begitulah bunyi jari Mari-chan yang menekan-nekan tombol di ponsel-nya. Seusai menulis surat, ia memencet pilihan kirim. "Semoga si Miiko nggak minggat!" ucap Mari-chan dalam hati. Kepalanya tak henti-henti menoleh ke semua arah. Mencari sosok sahabatnya yang lugu tapi manis itu.


With Yukko..

Yukko berjalan sambil memegang ponselnya yang berwarna hijau tosca itu. Tampaknya ia menulis sms untuk Kenta dan Tappei.
Yukko menoleh ke arah kiri, terlihat toko baju anak-anak. Ia menoleh ke arah kanan, terlihat toko roti. Tapi ternyata ada sesuatu yang menarik perhatian Yukko. Yaitu seorang gadis berpakaian seragam sama sepertinya, sedang berdiri di depan kasir, membeli roti kecil. Gadis itu berambut pendek dan sepertinya gadis itu hendak keluar dari toko. Yukko mengikuti sosok gadis itu. Yukko mempunyai firasat yang sangat kuat, karena mana mungkin penglihatannya salah, karena yang dilihatnya, adalah Miiko! 
Dengan cepat, Yukko mengabari yang lain, dan mengikuti Miiko dari belakang. Miiko terlihat sedang berjalan sambil memegang dua buah kantong plastik kecil. Salah satunya berisi minuman dan yang lain berisi roti tadi.
Saat itu, Miiko hendak menyebrang jalan, tapi jalannya begitu cepat, sampai-sampai Yukko kehilangan jejaknya. Ia mencoba mengikuti arah jalan Miiko sebelumnya, namun tak berhasil. Miiko tidak meninggalkan jejak setitik pun.


With Kenta..

"Ah..dapat sms dari Yukko nihh..kira-kira apa ya?" gumam Kenta. Rasa penasaran selalu menyelimutinya. Ketika Kenta membaca, matanya melotot ke arah layar ponselnya. "Apa?! Yukko menemukan Yamada?!" batin Kenta. "Sebaiknya, kukabari Tappei!" ujar Kenta, sambil mengetik sms-nya.


With Tappei..

"Dasar, Yamada, kemana kau pergi?!" batin Tappei. Tangannya tak henti-henti memeriksa ponselnya yang ada di saku seragamnya. Tiba-tiba, terdengar sebuah bunyi dari ponselnya. Ternyata ada satu pesan masuk. Dan ketika dilihat, itu Kenta!

SMS from Kenta :
*Tappei, Yukko menemukan Yamada!! Katanya, kita akan kumpul di lapangan basket didekat toko roti. Cepat kabari Shimura!*

Setelah Tappei mendapatkan pesan dari Kenta, ia menaruh ponselnya kembali ke saku seragamnya, dan mulai melangkahkan kaki secepatnya menuju tujuan yang ditentukan.




WITH EVERYONE....

"Yukko, kamu yakin tadi lihat Yamada?" Mari-chan memastikan. "Iya, tadi aku lihat Miiko sedang belanja roti di toko itu!" seru Yukko seraya menunjuk ke arah toko roti. "Baiklah, Yukko...kemana arah Yamada pergi?" tanya Kenta. Yukko terdiam sejenak. "Miiko pergi ke arah itu!" jari telunjuk Yukko mengarah ke utara. "Baiklah, ayo!" ujar Tappei, yang sudah lari duluan.


 With Miiko...

"Sore ini sepi banget ya...kira-kira teman-teman lagi apa ya?" batin Miiko. Tangan kanannya membawa kantong berisi roti dan tangan kirinya membawa kantong berisi cherry sprinkle (semacam minuman bersoda). Miiko berjalan sejauh kakinya bisa membawa dirinya.
Sore itu angin berhembus sepoi-sepoi. Seakan mengajak ke tempat yang damai. Apalagi ditambah oleh pemandangan mataharinya yang sungguh indah. Miiko menoleh kekanan, dan ternyata terlihat sebuah taman. Dengan dihiasi bunga-bunganya yang beragam dan dilengkapi bangku-bangku agar dapat dinikmati. Tanpa berpikir panjang lagi, Miiko membelokkan dirinya ke arah taman itu. Pandangan Miiko terperangkap kepada sebuah bangku taman yang kosong. Miiko mendarat langsung di bangku taman tersebut. Angin yang berhembus sepoi-sepoi itu menerpa rambut Miiko, (seperti yang ada di film-film itu loh)....Miiko langsung membuka kantong yang membungkus roti, dan melahap roti tersebut. "Roti ini lumayan enak, tapi menurutku..masih lebih enak roti buatan papanya Kenta," gumamnya. Lalu ia teringat masa-masa kecilnya saat kelas 5. Terbayang gambar-gambar tersebut didalam kepala Miiko. Saat Momo hilang di Bakery Satou, saat ia tenggelam di pantai, saat ia dan mari-chan mendapat tas keberuntungan, saat ia memberikan coklat kepada Tappei, saat duit angpaonya hilang gara-gara diambil Momo, semua kenangan itu kembali terbayang oleh Miiko. "Kenangan yang sangat manis..." gumamnya lagi.
"Hmm...mungkin aku terlalu kasar kepada Tappei," ujar Miiko dengan suara yang pelan. Tapi tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi jengkel. "Tapi 'kan, dia duluan yang mengejekku!" tanpa disadari, Miiko mengucap kalimat itu dengan keras.
"Hei Miiko! Kok kamu ngomong sendiri?" sapa seseorang dengan suara yang tak asing. Suara itu datang dari belakang. Ketika Miiko menoleh,........(siapakah dia????)
"Haruna?!?!!" Miiko terbelalak kaget melihat sosok sahabatnya sejak kelas 5. Haruna menampilkan senyuman manis di wajahnya. Rambut Haruna sekarang sudah mulai panjang, dan dirinya terlihat sangat cantik dan tinggi, sama seperti Miiko.
"Haruna?! Aku..ehh..me..me..mengapa ka..kau ada disini?" Saking kagetnya, Miiko tergagap-gagap. Haruna tergeli-geli mendengar Miiko seperti itu. "Memangnya aku tidak boleh ya, jalan-jalan di taman dan menyapa sahabatku sendiri?" Haruna bergurau. "Bukan itu maksudku, ehh..." blank...isi pikiran Miiko jadi kosong. Ia lupa ingin ngomong apa. (Dasar Miiko! Kamu 'kan masih muda, tapi sudah pikun kayak nenek-nenek saja, hehehe..)
"Kau tahu Miiko, kau terlihat cantik sekali!" puji Haruna. Karena itu, Miiko jadi malu dan nge-blush. "Sepertinya kau sudah berubah sejak 3 tahun yang lalu, Miiko yang biasanya pendek, sekarang sudah tinggi dan manis sekali," puji Haruna. Miiko jadi makin malu, tapi ada satu perkataan yang membuat Miiko batal malu-nya (malu kok bisa dibatalin sihh..).
Kata "pendek" yang terlontar dari mulut Haruna. Miiko pun terdiam. Dan itu membuat Haruna kaget. Lalu ia mengingat apa saja yang ia ucap tadi. "Ehh..Miiko, aku tidak..aku tidak bermaksud untuk mengejekmu pendek, tapi..." omongan Haruna terputus oleh omongan Miiko. "Sudah, tidak apa-apa. Aku tidak marah kok," ucap Miiko, tetapi wajahnya merunduk. Haruna yang melihat itu menjadi bingung. Ia pun duduk disebelah Miiko. "Miiko, kenapa kau bersedih? Ada apa?" tanya Haruna. Awalnya Miiko terdiam, tapi akhirnya ia memutuskan untuk berbicara. "Memangnya aku pendek ya?" ucapan itu....membuat Haruna terdiam dan bertanya pada Miiko. "Memangnya kenapa kau berpikir tentang hal seperti itu?" tanya Haruna. "Karena, aku teringat saat kita kecil dulu...aku sering diejek pendek, atau aku sering dianggap anak kecil karena aku kurang tinggi," ucap Miiko dengan nada lesu.
Haruna terdiam. "Miiko, mungkin saja kau diejek pendek oleh orang lain, tapi itu bukanlah alasan untukmu menyerah, buktinya...kau bisa jadi kapten basket di Hanagasaku. Untuk menjadi kapten basket dalam suatu tim, tidaklah mudah. Itu membutuhkan pemain yang tinggi, pintar mengatur formasi, dan kuat. Kau memenuhi semua persyaratan itu. Dan, tidak sedikit cowok di Hanagasaku yang menyukaimu. Jadi, kita tidak perlu bersedih, ini adalah takdir kita yang sudah ditentukan oleh Tuhan, dan apabila takdir ini dapat dirubah dengan berusaha....mengapa tidak?" jelas Haruna. Haruna memang sosok sahabat yang setia kawan ya!
Miiko yang tadinya merunduk, sekarang wajahnya kembali cerah lagi. Senyuman manis terukir diwajah kedua remaja ini. "Terima kasih telah menyemangatiku, Haruna" Miiko memeluk sahabatnya itu. Haruna tanpa berpikir panjang, membalas pelukan hangat dari Miiko itu.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu di Suginoki?" tanya Miiko. Rasa penasaran timbul di dirinya.
"Kabarku, baik-baik saja! Bagaimana denganmu di Hanagasaku?" Haruna balik bertanya.
"Aku baik-baik saja," jawab Miiko dengan singkat. "Bagaimana rasanya sih jadi kapten basket tim putri di Hanagasaku?" tanya Haruna lagi. "Hemmm....enak-enak saja! Aku dan tim-ku akan mengikuti pertandingan basket 3 bulan lagi, dan pelatih kami menyuruh kami berlatih dari sekarang." jelas Miiko. Haruna hanya mengiyakan dan mengangguk-angguk. "Hmm...bagaimana denganmu Haruna?" tanya Miiko. "Aku? Aku ikut dalam ekskul tata busana." jawab Haruna. Miiko terdiam seperti patung mendengar jawaban Haruna. "Tata Busana?! Hebat sekali!! Kapan-kapan aku ingin melihat karya rancangan bajumu dong!" pinta Miiko. Haruna tersenyum. "Oke!" jawab Haruna. Kedua remaja ini berbincang-bincang seakan seperti obrolan mengenai bisnis.

Setengah jam kemudian.....
"Baiklah Miiko, aku pulang duluan ya!" ucap Haruna sambil melambaikan tangannya kepada Miiko. Miiko mengangguk, lalu membalas melambaikan tangannya.

With Tappei dan yang lain....
"Itu dia!" seru Mari-chan seraya jarinya menunjuk kearah seorang gadis yang sedang duduk santai di taman. Mereka berame-rame menghampiri gadis itu. 
"Miiko!" panggil Mari-chan. Miiko menoleh dan terlonjak kaget melihat mereka semua. "Kami mencarimu kemana-mana, ternyata disini kau!" ujar Mari-chan khawatir. Kenta menyenggol Tappei yang berdiri diam dan berbisik, "Ayo...sekarang saatnya kau beraksi," bisiknya. Tappei mengangguk. Remaja laki-laki ini mendekati remaja perempuan yang sedang duduk itu. "Yamada, maafkan aku!" ujar Tappei. Miiko hanya terdiam. Lalu ia menoleh kearah lain seolah-olah Miiko masih ngambek. Tappei hampir saja menyerah, tapi ada sesuatu yang membuat dirinya tak menyerah. Karena senyuman Miiko. Miiko bangun dari duduknya, lalu memeluk Tappei. Dan pastinya ini membuat Tappei dan yang lain kaget. Tappei nge-blush berat nihh!!!
"Aku sudah maafin kamu kok!" ucap Miiko sambil memaparkan senyuman manisnya. Tanpa disangka, Miiko juga nge-blush
"Tapi ada syaratnya," ujar Miiko, dengan senyuman sinisnya. Ehhhhh!!!!!
Tappei dan yang lainnya makin kaget. "Apa syaratnya?" tanya Tappei sambil menelan ludah. "Besok akan kuberitahu," ujar Miiko. Mari-chan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Kenta dan Yukko tersenyum.


Yaa....itulah chapter 3! Sampai jumpa ya di chapter 4!

1 komentar:

  1. gkk sabarr buat nunggu chap 4 nyaaa di buatt yaa gk sabarr nihhh #tsuraya

    BalasHapus